Hot News
17 November 2018

International Angklung Festival 2018 Menggema Peringati 72 th Perundingan Linggarjati



suarakuningan.com - Ribuan angklung bergema di Gedung Perundingan Linggarjati, Kuningan, Jawa Barat, Sabtu 17 November 2018. Tidak hanya tamu undangan, ratusan pengunjung turut mencoba memainkan alat musik angklung di festival ini. Berbagai jenis aliran musik modern juga dikolaborasikan dengan angklung di festival ini, hasilnya luar biasa, perpaduan unik musik tradisional dibalut musik modern menghasilkan nada unik dan khas mencuri perhatian penonton.

Lebih heboh lagi penampilan tim musik angklung dari Hiroshima Jepang menarik perhatian audiens, meski mereka semua warga Jepang tapi terlihat lihai memainkan musik angklung.

Kehadiran perwakilan 15 negara di acara ini menambah semarak International Angklung Festival 2018 ini, seperti Algeria, Japan, Spanyol, Banglades, Timor Leste, Lituani Belanda, Australia, dll. Mereka tidak hanya hadir dan menonton para pelajar dari berbagai negara ini tertarik untuk belajar musik angklung.

Salah satunya, Adam dari Algeria mengatakan sangat tertarik dengan musik angklung dan ingin belajar lebih jauh.

"Suka dengan keramahan masyarakat disini, saya mencintai budaya disini, terutama musik tradisional angklung, saya ingin mempelajari lebih dalam dan berharap bisa memainkannya," ujar Adam saat ditemui di gelaran International Angklung Festival 2018 di Gedung Pertemuan Linggarjati, Kuningan, Sabtu (17/11/2018).

Selain adam, banyak pelajar dari dunia lainnya tertarik dengan keunikan musik angklung, mereka berharap bisa datang lagi ke Kuningan dan belajar lebih jauh tentang angklung.

Esthy Reko Astuti, Ketua Calender of Event (CoE) menjelaskan keterkaitan musik angklung dan peristiwa sejarah Perundingan Linggarjati sangat ternyata sangat erat. Mungkin banyak orang tidak tahu.

"Ternyata, menurut cerita sejarah, saat peristiwa perundingan tersebut sempat terjadi kebuntuan mufakat sehinggga diadakan rehat sejenak. Saat rehat tersebut para delegasi diberi hiburan musik angklung," ungkap Esthy saat berikan sambutan pembukaan International Angklung Festival 2018.

Esthy berharap kegiatan International Angklung Festival 2018 ini bisa memberi dampak ekonomi pada Kabupaten Kuningan.

"Saya ucapkan selamat Kabupaten Kuningan, festival angklung ini masuk CoE selain juga Tour de Linggarjati yang barusan digelar. Ini tentunya perlu ditingkatkan atau minimal dipertahankan, mengingat bisa lolos kurasi dengan seleksi yang ketat," ungkap Esthy Reli Astuti yang didampingi Wawan Gunwan, Kabid Pemasaran Area 1 (Jawa) Kemenpar.

Bupati Kuningan Acep Purnama mengatakan Kabupaten Kuningan memiliki banyak potensi wisata yang menarik, baik alam maupun budaya.

"Seperti taman wisata gunung Cermai dengan deretan curug (air terjun) yang indah, ketersediaan akomodasi juga memadai di Kuningan dan tentunya akses yang kian mudah saat ini," ungkap Acep Purnama.

Acep Purnama berharap kegiatan festival ini bisa mendongkrak kunjungan wisatawan ke Kabupaten Kuningan, Kuningan makin dikenal dunia dan terjadi peningkatan perekonomian di Kabupaten Kuningan.

"Alat musik angklung sejak 16 November 2010 telah ditetapkan sebagai salah satu warisan dunia oleh UNESCO. Kegiatan festival ini mempertegas jika angklung adalah warisan budaya Indonesia,” paparnya.

Beberapa performa ditampilkan di festival ini, Samba Sunda, Rita Tila, tim angklung Jepang dan kesenian Kroasia.

Menurut Kabid Pemasaran Area I Kementerian Pariwisata Wawan Gunawan, angklung tercipta berdasarkan pandangan hidup masyarakat Sunda. “Menurut cerita, dengan memainkan angklung maka akan memikat dewi padi untuk turun ke bumi. Dan sang dewi akan memberikan keberkahan pada tanaman padi. Supaya subur dan berpanen melimpah,” terang Wawan menjelaskan filosofi angklung.

Di Kabupaten Kuningan sendiri, angklung berkembang sejak tahun 1938. Salah satu sosok yang berjasa memperkenalkan angklung di Kuningan adalah Daeng Soetigna. Banyak eksperimen yang dilakukan Daeng Soetigna agar angklung dapat diketahui masyarakat. Ia pun berupaya agar alat musik ini dipentaskan dan dikembangkan di Bumi Priangan.

Perjalanan panjang angklung ini, mendasari pemilihan tema untuk acara International Angklung Festival 2018, yaitu ‘Handaru Juang, Naratas Lambaran Sajarah. (Jon’s)
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 comments:

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar...
- Harap sesuai dengan Konten
- Mohon Santun
Terimakasih Telah Memberikan Komentar.

Item Reviewed: International Angklung Festival 2018 Menggema Peringati 72 th Perundingan Linggarjati Rating: 5 Reviewed By: SuaraKuningan