Hot News
19 Januari 2019

Pentingnya Menanamkan Sikap Toleransi Pada Anak Sejak Usia Dini

Oleh : Dita Novianti ( PGSD Universitas Kuningan)


suarakuningan.com - Kata yang sebenarnya dari toleransi adalah sikap saling terbuka dan saling menghormati perbedaan, walaupun kaitan toleransi sering pada perbedaan suku dan agama, toleransi juga berarti menghormati dan belajar dari orang lain dengan menghargai perbedaan, menolak sikap yang tidak adil, sehingga akan terjadi kesamaan. 

Anak dapat dikenalkan konsep tentang toleransi pada sejak usia dini, pada sekitaran empat tahun sebelum mencapai pada usia tersebut bukan berarti anak tidak menyerap berbagai contoh atau tidak mengetahui nilai-nilai toleransi. 

Pada usia satu tahun sebagian anak masih memiliki sifat egoisentris yang artinya ia mengganggap bahwa dirinya segalanya, hal ini akan membuat mereka sulit untuk bermain dengan orang lain.

Disini peran orangtua sangatlah penting untuk menanamkan sikap toleransi pada anak, terutama menstimulasikan agar ia siap menerima keberadaan orang lain dan juga menanamkan karakter toleransi terhadap orang lain yang berbeda dari dirinya.

Contoh utamanya orang tua ini harus lebih dahulu membiasakan diri untuk menghargai orang lain,dari perkataan, sikap dan kebiasaan sehari-hari pada orang lain. Misalnya tidak mengejek orang lain atau memberi komentar yang tidak enak pada orang lain yang berbeda dengan diri sendiri terutama dihadapan anak, orang tua harus selalu menunjukan sikap hormat, saling menghargai , saling mengasihi pada siapa saja tanpa melihat perbedaannya. 

Perbedaan di dalam hidup ini tidak bisa dihindarkan, begitu juga oleh anak-anak, apalagi kita hidup di Indonesia yang luas dan  beragam itulah sebabnya anak harus di ajarkan toleransi. Jika sedang bersantai ajak anak berdiskusi orangtua bisa memancing pendapat anak tentang perbedaan yang ada di sekitar anak, berikan kesempatan pada anak untuk mengutarakan keingintahuannya lewat pertanyaan-pertanyaan yang diberikan pada anak.

Dekatkan dengan perbedaan suatu hari orangtua bisa mengajak anak ke lingkungan yang beragam misalnya pada acara yang di pertemukan atau di hadiri dengan orang dari berbagai suku dan agamanya. Melihat semua rukun, bisa menambah pemahaman yang bersikap toleran anak.

Orang tua dapat melibatkan lingkungan pada anak misalnya dengan mengajak lingkungan anak untuk menumbuhkan budaya toleransi. Dengan begitu anak akan dapat semakin mudah dan terbiasa untuk bersikap toleransi. Dalam hal ini orang tua dapat mencari komunitas berikan kesempatan pada anak untuk bermain dan beraktivitas dengan orang lain yang berbeda dengan diri mereka, misalnya seperti memilih tempat sekolah, tempat bermain, cari tempat yang beragam. Jika orangtua mengajarkan toleransi pada anak sejak usia dini, mengajarkan cara untuk menghargai oranglain, memperlakukan orang lain secara baik.

Seorang anak berprilaku mencontoh orang dewasa yang dilihat atau ditiru, beruntung jika anak hanya mencontoh hal positif, tetapi melihat fenomena sikap intoleransi pada anak tersebut. Kemungkinan mereka juga mencontoh dari lingkungan yang ada di sekitar mereka. Sebagai orang terdekat, orangtua atau guru harus mengajarkan kepada anak perkataan yang baik , mana yang harus di ucapkan dan mana yang tidak boleh diucapkan.

Pada usia 10 tahun ke atas anak akan berfikir abstark tidak lagi berfikir konkrit selain itu juga anak perlu diberikan tindakan yang nyata seperti menunjukkan teman-teman atau saudara yang berbeda keyakinan namun bisa bekomunikasi dan akrab. Apabila sejak dini sudah di ajarkan untuk memiliki sikap saling menghargai terhadap semua orang, tentu anak akan tumbuh menjadi orang yang memiliki nilai moral yang baik , termasuk pada toleransi dan kerukunan.

Toleransi memiliki fungsi diataranya untuk agar terhindar dari perpecahan contohnya seperti permusuhan, pertikaian , dan perpecahan yang dapat menimbulkan konflik dalam lingkungannya. Untuk meningkatkan persaudaraan dalam sikap toleransi ini juga dapat menimbulkan rasa sayang dan meningkatkan tali persaudaraan, hal ini dapat membuat terhindar adanya kesalahpahaman, meningkatkan rasa nasionalisme pada anak jika sikap toleransi yang positif di terapkan dalam kehidupan sehari-hari oleh anak-anak atau masyarakat lain maka akan meningkatkan rasa nasionalisme yang tinggi terhadap bangsa dan Negara.

Toleransi dapat di ibaratkan seperti tali yang menyatukan dua hal. Ketika semua orang memiliki sikap toleransi, maka darisitu perbedaan yang akan di satukan Tidak hanya di dalam lingkungan luar, tetapi di dalam lingkungan rumah pun toleransi harus tetap diperhatikan contohnya dalam toleransi ini peran orangtua harus bersikap adil pada anak. Hal disini yaitu orang tua tidak boleh pilih kasih kepada anggota keluarga lainnya.

Sering kali orangtua hanya mengistimewakan pada satu anak saja, walaupun orangtua berkata bahwa mereka tidak mengistimewakan anak yang lebih unggul. Ketidakadilan dalam keluarga tentu saja akan membuat anak sedih, kecewa bahkan akan merasa benci pada saudaranya.

Mengajari anak untuk toleransi pada teman-teman, saudara , dan orangtua mereka akan lebih baik jika ditanamkan sejak kecil. Ajaran orangtua untuk toleransi pada siapa saja, ajarkan anak untuk mampu saling membagi tugas rumah, saling berbagi apa yang mereka miliki dan apa yang mereka butuhkan.

Harus rukun dengan teman-teman, saudara, tidak membeda-bedakan dan tetap menghormati satu sama lain.  Contoh terakhir dalam menjaga sikap toleransi, sebagai orangtua anak jangan di batasi pergaulannya, memang sebagai orangtua harus mengontrol dengan siapa anak bermain, tetapi jangan sampai membatasi ruang geraknya biarkan anak berkelompok atau bergabung dengan siapa saja, dan berikan kesempatan pada anak untuk mengenal teman-temannya dari latar belakang budayanya. 

Menurut Toto Suryana (2011) toleransi sangat memiliki peranan yang sangat penting, tidak dipahami hanya sebagai etika yang mengatur suatu hubungan antar kelompok beragama tetapi juga yang terpenting yaitu adanya kepekaan baru untuk menghargai keberagaman di Indonesia.

Toleransi ini merupakan suatu  kebajikan fundamental yang demokrasi, namun  memiliki kekuatan ambivalen yang termanivestasi dalam dua bentuk, yaitu bentuk solid dan bentuk demokratis. toleransi adalah membiarkan orang lain untuk menjadi diri mereka sendiri,dan menghargai orang lain, dengan menghargai asal-usul dan latar belakang mereka.

Toleransi mengundang dialog untuk mengkomunikasikan adanya saling pengakuan. Toleransi berarti menjadi terbuka dan menerima keindahan perbedaan, sedangkan benih-benih toleransi adalah cinta yang dialiri oleh kasih sayang dan perhatian dalam kehidupan berbangsa dan bernegara wajib memiliki sikap toleransi baik dalam beragama, ras, suku bangsa dan lain-lain. Pentingnya sikap toleransi akan mewujudkan kerukunan mencegah konflik yang dapat merugikan masing-masing pihak.

Demi Mewujudkan kedamaian Indonesia diperlukan adanya sikap toleransi beragama karna penganut agama di Indonesia tidak hanya agama Islam. Telah banyak kejadian negative baik konflik antar sesama bangsa Indonesia dikarenakan kurangnya sikap toleransi yang berujung pertikaian . dalam kehidupan tidak seharusnya terjadi hal-hal negative seperti itu hidup saling berdampingan , gotong royong saling membantu satu sama lain.***

  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 comments:

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar...
- Harap sesuai dengan Konten
- Mohon Santun
Terimakasih Telah Memberikan Komentar.

Item Reviewed: Pentingnya Menanamkan Sikap Toleransi Pada Anak Sejak Usia Dini Rating: 5 Reviewed By: SuaraKuningan