Setengah Abad GKP Cigugur Bina Jemaat Lestarikan Budaya

suarakuningan.com - Gereja Kristen Pasundan (GKP) Cigugur mengadakan milangkala ke 52 pendiriannya dan 7 tahun pendewasaan. Dipimpin Pendeta Yayan, perayaan HUT Gereja dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan kebaktian, Minggu (15/10).

Jemaah GKP Cigugur merupakan masyarakat yang sangat konservatif dan kuat menjaga pelestarian budaya dan lingkungan sejak turun temurun. Dalam beragam aspek kehidupannya menjaga tradisi leluhur. Terutama menjaga kelestarian alam yang menjadi budaya yang khas dari nilai keunikan budaya nusantara umumnya.

Sejak mulai didirikannya GKP Cigugur 52 tahun lalu, para pengurus dan pemuka agamanya membina jemaat sekaligus menjaga kelestarian budaya dan warisan leluhur. Perpaduan konsep keberagamaan menjadikan jemaah Gereja Pasundan berciri Sunda tapi tentu saja tetap dalam pakem ajaran agama serta bijak mengikuti perkembangan jaman.

Nuansa sarakan (lemah cai) menjadi pemandangan unik menghiasi dekorasi Gereja saat peringatan HUT Gereja ini. Di gerbang masuk, pemandangan unik yakni gapura berhias janur kuningan. Beragam umbi dan buah-buahan hasil kebun jemaah menghiasi altar. Bahkan pakaian pendeta, para pengurus gereja serta para jemaah hingga undangan pun berpakaian adat sunda.

Hadir dalam kesempatan tersebut, pengurus Gereja yang juga saksi hidup pendirian Gereja Pasundan, Abah Keno (85 tahun), Sumarna (83 tahun), Majelis Pengurus Gereja GKI Kebayoran Baru Jakarta, Pengurus GKI Kuningan, Rama Anom dari Paseban dan para undangan.

Acara yang dibuka oleh Ketua Majelis: Ono Martono, diisi khotbah oleh Pdt. Slamet Siswantara. Beberapa pengurus gereja yang diundang dari gereja lain memberikan kado kepada pendeta beserta pengurus gereja. Peringatan HUT diakhiri dengan pemotongan tumpeng dan ramah tamah.(red)

Berita Ragam Oktober 15, 2017