suarakuningan.com - Prosesi "Seba" (menyerahkan sebagian hasil bumi) masyarakat kepada pupuhu (Kuwu) diiringi tarian para gadis cantik siswa siswi di Desa Cisukadana mengawali rangkaian milangkala (peringatan hari jadi) ke 35 Desa Cisukadana Kecamatan Kadugede, Minggu (5/8) Sebelumnya, Desa Cisukadana bernama Desa Salia.
Pagi hari sebelum rangkaian prosesi, Kuwu Cisukadana, Budianto bersama aparat desa, sesepuh, tokoh agama, melakukan ziarah ke makam luluhur Desa Salia, diantaranya Makam Eyang Mangundana.
Prosesi ziarah (ngajusung) ini sebagai bentuk penghormatan jasa para luluhur Desa Cisukadana yang telah membangun desa.
Memasuki halaman Kantor Balai Desa Cisukadana, Kuwu, Camat, beserta rombongan disambut ki lengser dan tarian. Para anggota karang taruna aktif mengkondisikan jalannya acara dan mendokumentasi kegiatan.
Hiburan usai potong tumpeng diisi dengan pagelaran seni sunda tarian, tembang-tembang sunda dari siswa siswi Yos Sudarso, serta dari Komunitas Saung Indung.
Banyak tamu undangan dari Kuningan dan luar Kuningan yang hadir, diantaranya bahkan merupakan keturunan raja-raja di beberapa daerah di luar Kuningan. Komunitas-komunitas budaya pun dari Kuningan dan luar Kuningan tampak menikmati takzim dan nuansa masa lalu prosesi milangkala Desa Salia ini.
Usai jeda acara, dengan berjamaah sholat dhuhur, para tamu sebagian berkunjung ke situs Batu Tilu yang berada di ujung desa dengan ditemani kuwu.(red)
Pagi hari sebelum rangkaian prosesi, Kuwu Cisukadana, Budianto bersama aparat desa, sesepuh, tokoh agama, melakukan ziarah ke makam luluhur Desa Salia, diantaranya Makam Eyang Mangundana.
 Bernuansa Masa Silam){kind=link}
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar...
- Harap sesuai dengan Konten
- Mohon Santun
Terimakasih Telah Memberikan Komentar.