Warga Ciangir Buka Jalan Menuju Keramat di Tapal Batas Kuningan - Jateng

Saung Abah Udin bangunan di Batas Kuningan - Jateng

suarakuningan.com - "Moal aya ayeuna lamun euweuh bareto" atawa "Ayana urang kusabab ayana kolot urang". Filosofi ini sangat mendalam dalam kebudayaan Sunda. Dimana bermakna Tidak akan ada kita hari ini jika tidak ada orang orang tua kita. 

Filosofi ini menjadi pondasi kultur untuk mengingat, menghormati, menghargai dan memelihara warisan para pendahulu. Baik orangtua, para penyebar agama, dan juga tokoh-tokoh yang berjsa mempertahankan dan memelihara alam, lingkungan, budaya dan eksistensi dari beragam ancaman di masa lalu.

Tapal Batas Kuningan - Jateng

Dalam Agama Islam pun, dalam Al Quran, sebagian Alloh menceritakan orang orang terdahulu, baik tokoh baik, tokoh yang tidak baik serta kaum dan umat terdahulu untuk kita mengambil pelajaran serta hikmah dari  kisah tersebut.

Ringkasan di atas adalah obrolan Abah Didin kepada penulis saat ditanya hal ikhwal Abah Didin dan beberapa warga Desa Ciangir Kecamatan Cibingbin sukarela membuka jalan setapak menuju tabet (areal makam dan keramat) di Blok Cilowa Desa Ciangir yang langsung berbatasan dengan Desa Capar Jawa Tengah.

Medan yang cukup sulit dan modal swadaya, tak menjadi rintangan bagi Abah Didin cs dalam melestarikan tapak leluhur. Penulis yang ikut ke lokasi, ditemani Kang Didin (Pengurus Karang Taruna) dan Aris (Tokoh Pemuda) terpaksa berhenti untuk bertukar motor dan disarankan untuk dibonceng Kang Aris. Motor dikendarai Kang Didin yang sudah terbiasa menggunakan jalan setapak yang baru dibuka tersebut.

Setengah jam perjalanan dari Balai Desa Ciangir menuju Blok Cilowa yang merupakan tapal batas Kuningan - Jawa Tengah ini menyodorkan pemandangan indah. 

Sesampainya di kaki Bukit Capar Desa Capar Jawa Tengah, kami beristirahat di gubug terujung di Kuningan Jawa Barat milik Abah Udin (60) yang telah berdiam di gubug selama 15 tahun.

Abah Udin menceritakan cukup banyak makam dan keramat di tapal batas Kuningan - Jawa Tengah ini. Ada Areal Makam tua Buyut Dalem, Pancuran Mas, Pancuran Palungsuran, Makam Eyang Saturaga, Batu Kakapa, dan beberapa petilasan serta makam tua yang belum diketahui namanya. 

Jarak tempuh ke beberapa lokasi dari gubug cukup jauh, terpaksa penulis hanya dapat menjangkau dua lokasi terdekat.***

Berita Lingkungan Sejarah Oktober 06, 2020