Hot News
9 Agustus 2021

Desa Ketahanan Budaya


Pengarus arus globalisasi tidak sekadar membawa dampak sosial-ekonomi semata, tetapi juga dapat menggoyahkan sendi-sendi kehidupan  manusia sekaligus peradabanya. Berbagai Lembaga-lembaga seperti UNESCO, BPS Canada mencatat bahwa masyarakat dunia telah melampaui beberapa generasi.

Mulai dari generasi depresi; generasi perang dunia ll, generasi pasca perang dunia ll, generasi baby boomer ll, generasi X, generasi Y alias Milenial, dan generasi Z 1994-2014 (Bruce Horovits, 2012). Masing-masng generasi telah menandai perubahan budaya dan peradaban bangsanya melalui sikap dan perilaku.

Tantangan terberat yang  harus dihadapi oleh generasi Z atau yang lahir sekitar tahun 2000an ini adalah pesatnya teknologi digital atau pengaruh internet pada segala sendi kehidupan, yang jika tidak dapat dikendalikan akan menjerumuskan generasi ini ke dampak yang negatif. 

Seperti saat ini, transaksi ekonomi dan keuangan  kebanyakan sudah melalui jalur daring (Online). Di satu pihak jalur hubungan menjadi semakin pendek, baik jarak tempuh maupun waktu tempuh sehingga menjadi sangat efektif dan efesien. 

Di lain pihak , peluang penyimpangan akan segera mengikuti sistem ini Ketika para pengguna  ternyata belum sepenuhnya menguasi sistem dan perangkat yang menyertainya. Mulai dari penipuan terhadap transaksi jual beli barang melalui online, sehingga kejahatan modus penipuan lainnya, saat ini dengan adanya wabah pandemi virus covid19 dari semua bentuk kegiatan hampir semua melakukan sistem daring, dari mulai pembelajaran sekolah sampai tingkat perguruan tinggi dan pekerja kantorpun hal yang sama. 

Bahkan setiap hari muncul dalam berita cetak maupun daring penyebaran berita kebohongan (Hoax), ujaran kebencian, dan pembunuhan karakter semakin marak tanpa kendali yang ironisnya dipercayai oleh para pengguna (masyarakat umum).

Masuknya budaya modern atau dalam hal ini budaya baru menjadi sebuah tantangan bagi masyarakat dalam mempertahankan budaya lokal yang telah lama berkembang, satu sisi keberadaan budaya modern ini tidak mampu di elak karena perkembangan begitu cepat dan tanpa sadar masyarakat terpaksa berinteraksi dengan budaya baru tersebut, namun disisi lain kemurnian budaya lokal menjadi tangtangan tersendiri bagi masyarakat tersendiri, 

Kedatangan budaya baru tersebut dapat membawa pada dua dampak bagi keberlangsungan budaya lokal, dampak tersebut dapat terlihat pada dua sisi  yaitu perubahan pada sisi sosial dan perubahan segi budaya lokal. Bentuk perubahan pada sisi sosial masyarakat terlihat dimana terjadi perubahan struktur masyarakat lokal dengan beralihnya sektor lingkungan pekerjaan, dari petani atau nelayan ke sektor industri, meningkatnya keinginan untuk berpendidikan tinggi. 

Sedangkan perubahan dari segi budaya yaitu terjadinya perkawinan dari dua unsur budaya yang berbeda, perubahan pada pengunaan Bahasa, perubahan cara berpakian dan perubahan perilaku dalam keluarga maupun masyarakat.

Bahkan mempengaruhi secara luas prilaku budaya dan nilai etika yang berpengaruh pada hilangkan resitensi budaya dan nilai moral secara konservatif mendorong nilai etika lebih terbuka terhadap perkembangan zaman

Banyak budaya modern yang terlihat tumbuh dan berkembang di masyarakat misalnya seperti masuknya internet, perubahan tingkah laku masyarakat, gaya pergaulan para remaja  serta perubahan nilai nilai budaya serta adat yang terjadi di masyarakat, dengan budaya teknologi baru tersebut seolah olah telah melahirkan kepraktisan hidup masyarakat yang serba mudah, masyarakat lokal yang berasal dari budaya tradisional harus menerima kenyataan budaya internasional harus menerima kenyataan budaya baru tersebut, serta harus rela masuk dan berkembang dengan budaya lokal dalam memproteksi dan memfilter budaya baru tersebut.

Pembahasaan ini akan melihat bagaimana pengaruh budaya modern terhadap kemurnian budaya lokal di berbagai masyarakat Indonesia, dan bagaimana muatan peranan saat ini dan budaya lokal dalam memproteksi dan memfilter budaya baru tersebut.


Fenomena itu tidak sekadar peristiwa sosial-ekonomi semata, tetapi lebih pada perubahan budaya (culture change) yang bisa berdampak secara radikal/revolusioner mengubah hubungan sosial di antara anggota masyarakat. Contoh lainnya, seperti pengerahan masa untuk demostrasi, rekrutmen dan penciptaan gerakan kriminal yang tidak dapat terlepas dari kemudah-kemudahan ini. Jargon teknologi memberi nilai tambah dan semua kegiatan menjadi lebih mudah, sebaiknya diimbangi dengan ibadah agar supaya dapat memberi ketentraman bagi masyarakat dan lingkungannya.

Secara operasional, desa/kelurahan budaya ini selalu dievaluasi dan akreditasi setiap tahunnya dengan menggunakan instrument penilaian sehingga predikat desa/kelurahan dengan kualifikasi tumbuh, berkembang, dan maju selalu dapat terkendali secara numerik (instrument penilaian terlampir). Adapun aspek penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi unsur-unsdur Desa Budaya yang terdiri atas adat dan tradisi; Kesenian dan Permainan Tradisional; Bahasa, Sastra, Aksara; Kerajinan, Kuliner, Dan Pengobatan Tradisional; Tata Ruang, Arsitektural, dan Warisan Budaya mengunakan aspek Potensi, Ekspresi, dan Konservasi. Secara kesinambungan status Desa Budaya  dimulai dengan penilaian terhadap desa rintisan Budaya, selanjutnya Desa Budaya Tumbuh, Desa Budaya Berkembang, dan Desa Budaya Mandiri.

Pada saatnya diharapakan seluruh desa dan kelurahan di berbagai daerah khusunya di Kabupaten Kuningan dapat menjadi Desa Budaya yang mandiri yang merepresentasikan kesejahteraan masyarakatnya. Pada giliranya Desa dan Kelurahan benar-benar menjadi benteng ketahanan budaya di berbagai daerh lainnya. Hal itulah menjadi wujud nyata dari membangun daulat budaya dari pinggiran.

Ricky Bamantyo

23-07-2021


  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 comments:

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar...
- Harap sesuai dengan Konten
- Mohon Santun
Terimakasih Telah Memberikan Komentar.

Item Reviewed: Desa Ketahanan Budaya Rating: 5 Reviewed By: SuaraKuningan