Hot News
4 September 2022

Kuningan Bergelora, Kirab Budayapun Digelar


 

Oleh Citra Ningrum

(Pegiat Literasi)


Tak terasa Kabupaten Kuningan sedang memperingati Hari Jadi ke-524. Berbagai rangakaian acara pun digelar selama kurang lebih dua pekan. Berawal dari acara car free day (CFD) di Jalan Siliwangi yang diisi dengan kegiatan Babarit pada hari Minggu 28 Agustus 2022.


Selanjutnya, Bupati Kuningan H. Acep Purnama telah melakukan ziarah ke makam Leluhur Kuningan dan Mantan Bupati Kuningan, serta  ziarah ke Makam Sunan Gunung Djati  Cirebon pada Senin (29/8/2022). Tak lupa akan ada karnaval budaya dari Jalan Siliwangi hingga Taman Kota. Di daerah Linggarjati akan digelar Rampes (Kuningan Ragam Budaya). Dan sebagai penutupan, akan diadakan pergelaran wayang golek selama 5 hari berturut-turut, yang dimulai pada tanggal 10 September. Lokasinya yaitu Desa Jambugeulis Cigandamekar, Desa Karoya Kecaatan Cipicung, Desa/Kecamatan Selajambe, Desa/Kecamatan Ciniru dan terakhir Desa Luragungtonggoh. (Kuninganoke.com, 24/08/2022). 


Antusias masyarakat begitu tak terelakkan. Mereka rela berdesak-desak, atau datang lebih awal demi bisa menonton acara tersebut. Memang, acara yang telah dan akan diselenggarakan merupakan budaya yang sudah lama dilestarikan. Tentunya akan dipertahankan hingga sampai pada generasi mendatang. 


Namun, bagaimanakah agama Islam memandangnya? Bolehkan budaya daerah terus dilestarikan? 


Pandangan Islam


Islam adalah sebuah agama yang memiliki aturan komprehensif. Bisa menyelesaikan persoalan manusia hingga ke akarnya, dan memberikan solusi sesuai dengan fitrah manusia. Dan Islam tidak hanya sebatas mengatur urusan ibadah saja, melainkan seluruh perbuatan manusia.


Islam bukanlah agama yang anti terhadap sesuatu hal. Karena setiap perbuatan yang lahir dari akal manusia, tentu sebaiknya berdasarkan ajaran Islam. Sebab, aturan Islam sudah lengkap di dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah. Akhirnya, Islam tidaklah anti budaya, tidak juga menelan mentah-mentah budaya yang ada di tengah masyarakat. 


Dalam pandangan Islam, jika suatu budaya tidak bertentangan denga syariat, maka diperbolehkan. Sedangkan budaya yang tidak baik atau melanggar syariat, akan dikoreksi, bahkan bisa dihapus. Karena, Islam sangat menyukai perbuatan saling menasihati dalam kemunkaran yang terjadi antar sesama manusia. 


Misalnya, kegemaran minum alkohol, merajalelanya riba, rendahnya posisi kaum perempuan, adanya campur baur antara laki-laki dan perempuan, adanya perempuan yang tidak menutup aurat, dan sebagainya. Maka, Islam akan menghapus budaya-budaya tersebut secara bertahap. 


Rasulullah saw. bersabda, "Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak-akhlak yang mulia." (HR. Muslim). 


Hadis tersebut mengabarkan bahwa adanya Rasulullah saw. sebagai teladan bagi umatnya. Dan tugasnya menyebarkan ajaran Islam dengan cara yang ahsan. Ditambah dengan akhlak yang baik dan tutur kata yang sopan. Sehingga, Rasulullah saw. akan sangat tegas ketika ada umat Muslim yang berperilaku tidak sesuai dengan syariat Allah Swt. 


Walhasil, adanya kirab budaya yang diselenggarakan pemerintah setempat masih diperbolehkan, dengan syarat tidak melanggar aturan Allah Swt. Seperti budaya kesyirikan, jelas harus dihapus, karena akan memperlemah akidah umat Muslim. Atau adanya kesenian wayang yang asalnya identik dengan Hindu Budha, maka bisa diganti alur kisahnya, seperti yang dibawahkan Sunan Kalijaga agar sesuai dengan ajaran Islam. 


Akhirnya, setiap umat Muslim harus memiliki prinsip yang kuat. Agar tidak asal ikut-ikutan. Terutama dalam pelestarian budaya, perlu diperhatikan unsur-unsur yang didalamnya. Jika tidak bertentangan, maka budaya tersebut bisa terus dilestarikan, namun jika tidak, maka bisa dikritik untuk diganti atau bahkan dihilangkan dari tengah masyarakat. 

Wallahu'alam bishshawab.

  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 comments:

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar...
- Harap sesuai dengan Konten
- Mohon Santun
Terimakasih Telah Memberikan Komentar.

Item Reviewed: Kuningan Bergelora, Kirab Budayapun Digelar Rating: 5 Reviewed By: SuaraKuningan