Hot News
12 Februari 2023

Gaji dan Rezeki



Penulis: Ma'danil Iman, M.Pd

( Guru MA&Ponpes Pembangunan. Pengurus Daerah PGMNI Kab.Kuningan)

 

Kata gaji sudah tidak asing lagi bagi kaum pegawai, karyawan dan sejenisnya. Mereka akan menunggu awal bulan dan menanti-nanti datangnya waktu gajian. Tidak dapat dipungkiri bahwa mindset kaum gajian akan selalu mendambakan gaji.

 

Sebagai muhasabah/introspeksi diri perihal rezeki sering sekali diabaikan, baik bagi kaum pegawai atau pun kaum wirausahawan. Bagi pegawai hanya gaji yang dinanti, adapun kaum wirausahawan  hanya omset yang dikejar.

 

Fakta di atas tidak semuanya salah karena masing-masing membawa manfaat untuk memenuhi kebutuhan hidup, namun perlu ada yang diluruskan.

 

Tulisan sederhana ini akan membuka cara pandang Anda tentang gaji dan rezeki. Sebelumnya mari disimak pernyataan yang saling berlawanan di bawah ini:

 

Gaji itu dibatasi, sedangkan rezeki tak terbatas.

Gaji itu dinanti keinginan, sedangkan rezeki dinanti ketenangan.

Gaji itu terduga, sedangkan rezeki tak terduga.

Gaji itu dari perusahaan, sedangkan rezeki  dari Tuhan.

Gaji itu belum tentu memuaskan, sedangkan rezeki pasti mencukupkan.

Tidak semua orang punya gaji, tapi semua orang pasti punya rezeki, dan seterusnya.

 

Hati hati dengan pola pikir yang keliru,saat seseorang hanya fokus terhadap gaji maka akan lelah, karena sebesar apapun gaji belum tentu mencukupi. Mulailah fokus terhadap rezeki. Rezeki itu luas dan melimpah, bahkan gajipun termasuk salah satu rezeki yang berbentuk uang. Kesehatan itu rezeki.


Karena kondisi sehat maka akan mendapatkan uang, ilmu itu rezeki karena dengan ilmu akan mendapatkan uang, silaturahim itu rezeki karena dengan silarurahim akan mendatangkan uang. Jadi apabila seseorang hanya fokus kepada gaji, saat gaji itu habis maka akan terasa gundah gulana, ia lupa bahwa hari itu gaji boleh habis tapi ia tidak mampu memanfaatkan kesehatannya untk berpikir mencari rezeki lain, ilmunya sempit dan tidak dapat menghasilkan rezeki lain, hubungan silaturahimnya terputus tidak dapat rezeki lain.


Mulailah fokus terhadap rezeki agar jiwa dan raga  mampu merespon peluang-peluang lain yang ada di sekitar, dengan peluang itu akan mampu menghasilkan rezeki yang berlimpah termasuk uang dan materi lainnya. Sebagai penegasan, perlu diketahui bahwa Allah Swt. tidak menjanjikan gaji tapi menjamin rezeki untuk semua makhlukNya. Sebagaimana Allah berfirman dalam al-Qur'an surat Hud ayat 6

 

وَمَا مِن دَآبَّةٍ فِى ٱلْأَرْضِ إِلَّا عَلَى ٱللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۚ كُلٌّ فِى كِتَٰبٍ مُّبِينٍ

 

Artinya:

"Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh al-Mahfuzh)."

 

Firman Allah di atas sangat jelas bahwa Allah mengatur dan memberikan rezeki untuk semua makhluk, tidak terlepas seekor binatang melata yang tidak memiliki pikiran pun Allah jamin.

 

Lalu bagaimana dengan manusia yang Allah anugerahkan akal untuk berpikir, lisan untuk berkomunikasi, tenaga untuk berbuat, masih merasa galau terhadap jaminan Allah, semua itu dikarenakan memiliki pikiran sempit bahwa yang mampu memenuhi kebutuhan adalah gaji dan mengabaikan rezeki. Padahal sekalipun gaji habis, kalau pikiran manusia fokus terhadap rezeki, maka Allah akan membuka pintu-pintu rezeki selain gaji dan itu akan mampu mencukupi semua kebutuhan manusia.

 

Wallahu a'lam 

  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 comments:

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar...
- Harap sesuai dengan Konten
- Mohon Santun
Terimakasih Telah Memberikan Komentar.

Item Reviewed: Gaji dan Rezeki Rating: 5 Reviewed By: SuaraKuningan