Hot News
26 Mei 2025

Bedah Novel “The Nine” Angkat Identitas dan Kekuatan Sejarah dalam Fiksi Modern


SUARAKUNINGAN (SK) — 
Novel The Nine – Dulur Opat Kalima Pancer karya AR Affandi diluncurkan dan dibedah dalam rangkaian acara peringatan 1 Dekade Stand Up Indo Kuningan, yang berlangsung Sabtu (25/5/2025) di Erion Space, Kuningan. Rangkaian acara Dekade Stand Up Indo Kuningan ini dibuka dengan sesi bertajuk “Dekade Talk”, yang mengusung tema “Identitas Sejarah dan Kekuatan Sejarah dalam Fiksi Modern”.

Hadir dalam acara tersebut Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kuningan, Rio Anto Permana, Ketua Komite Ekonomi Kreatif Kuningan Endang Komara, serta perwakilan dari komunitas film, sastra, dan literasi di wilayah Ciayumajakuning.
Dalam sesi bedah novel, D. Ipung Kusmawi, aktor, Sutradara dan penulis, mengapresiasi novel The Nine sebagai karya fiksi sejarah yang berhasil memadukan fakta sejarah dan unsur imajinatif secara kuat dan puitis. Ia menyoroti keberhasilan penulis dalam menggali kembali identitas sejarah lokal, serta menyisipkan nilai-nilai spiritualitas, patriotisme, dan harmoni antara manusia dan alam ke dalam narasi modern.

“Ini bukan sekadar petualangan tokoh-tokoh muda mencari artefak, tapi usaha menanamkan kesadaran sejarah. Novel ini hidup di antara batas tipis antara realitas dan fiksi. Ia menawarkan refleksi tentang bagaimana sejarah diwariskan, dipelajari, lalu dihidupkan kembali dalam cerita,” ujar Ipung.

Novel The Nine mengambil latar sejarah kerajaan-kerajaan Sunda kuno seperti Saunggalah, Indraprahasta, dan Sindangkasih. Artefak Dangiang Kuning yang menjadi simbol kekuatan warisan leluhur dalam cerita, diinterpretasikan sebagai simbol tanggung jawab, bukan kekuasaan. Simbol-simbol seperti warna mawar dan sosok-sosok mistis memperkuat sisi surealis cerita, sekaligus membuka ruang tafsir budaya yang dalam.

Menurut Ipung, tantangan menulis fiksi sejarah terletak pada bagaimana penulis menjaga keseimbangan antara data sejarah yang otentik dan kebebasan berimajinasi. “Kalau hanya fakta, ia akan berhenti sebagai buku sejarah. Tapi ketika fakta diberi jiwa lewat imajinasi dan pengalaman batin penulis, barulah ia menjadi fiksi yang menggerakkan,” tambahnya.

Sesi bedah novel menjadi bagian dari semangat Stand Up Indo Kuningan untuk merayakan satu dekade eksistensinya, tidak hanya dalam panggung komedi tunggal, tetapi juga dalam kontribusi terhadap budaya literasi dan seni pertunjukan lokal.

“Kami ingin 10 tahun perjalanan ini menjadi titik temu antara komedi, sejarah, dan ekspresi literasi. Karena humor dan cerita sejatinya berasal dari akar budaya yang sama,” ujar Ato Suanto Bupati Stand Up Indo Kuningan.

Acara juga diisi dengan pertunjukan seni, pemutaran teaser film adaptasi The Nine, serta diskusi terbuka antara penulis dan peserta. Semangat kolaborasi lintas komunitas yang tergambar dalam kegiatan ini menjadi penanda bahwa budaya bisa tumbuh dalam bentuk apapun, selama ada ruang untuk berpikir, merayakan, dan menghargai warisan bersama.
Next
This is the most recent post.
Posting Lama
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 comments:

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar...
- Harap sesuai dengan Konten
- Mohon Santun
Terimakasih Telah Memberikan Komentar.

Item Reviewed: Bedah Novel “The Nine” Angkat Identitas dan Kekuatan Sejarah dalam Fiksi Modern Rating: 5 Reviewed By: SuaraKuningan