Oleh : Mardiyah
Aktivis Muslimah
Masyarakat netizen dihebohkan dengan berita longsor Gunung Kuda Cirebon. Pekerja tambang yang nahas itu berjumlah 21 orang. Keluarga korban berduka. Gubernur jabar Kang Dedi Mulyadi/KDM turun tangan untuk menyerahkan bantuan tunai kepada 33 keluarga korban, baik korban meninggal, maupun korban yang mengalami luka-luka (detikcom 2/6/2025).
Alhamdulillah masing-masing keluarga menerima bantuan tunai sebesar Rp 50 juta. Dana tersebut digalang KDM dari berbagai instansi dan dari uang pribadi. Harapannya bisa mengurangi beban keluarga korban. Selanjutnya penambangan di Gunung Kuda ditutup permanen.
Sayangnya perhatian Pemprop Jabar belum menyentuh masyarakat sekitar Gunung Kuda yang terdampak akibat penutupan permanen. Masyarakat yang terdampak menyadari keputusan penutupan untuk alasan keamanan. Namun mereka akhirnya kehilangan lapangan kerja.
Warga terdampak berharap pemerintah memperhatikan nasib mereka. Apakah dengan memberikan latihan kerja atau lapangan pekerjaan baru. Atau ada solusi lainnya. Mereka masih menunggu dan berharap ada penyelesaian.
Longsor terjadi diantaranya karena; pekerja menambang di di tebing yang sangat terjal dengan kemiringan lebih dari 45°; Lokasi longsor berada di area tambang terbuka, pekerja menggunakan teknik under cutting; Kondisi tanah yang lapuk dan litologi batuan yang labil (kompas.com 31/5/2025).
Pengelolaan SDA ala Kapitalisme
Memang benar, penambangan batu alam di gunung kuda sangat menggiurkan. Terutama bagi para investor. Sayangnya aturan yang digunakan dalam penambangan ini adalah aturan dari sistem kapitalis. Bukan dari sistem Islam, sehingga menimbulkan bencana.
Sementara rakyat kecil banyak yang menggantungkan mata pencaharian dari aktivitas penambangan ini. Ada penambang ada pengrajin/pemotong batu. Ada buruh pabrik, ada sopir truk hingga para pedagang makanan yang menggantungkan hidup dari ekosistem tambang itu. Mereka rela bekerja dengan resiko nyawa melayang, diantara berlimpahnya sumber daya alam.
Seharusnya pemerintah melarang kegiatan penambangan di Desa Cipanas Gunung Kuda. Karena tanpa kegiatan penambangan pun gunung kuda sering terjadi longsor. Pemerintah tidak boleh abai atas kondisi tersebut. Pemerintah harus memprioritaskan keamanan.
Salah Kelola Menuai Bencana
Musibah longsor gunung kuda memberikan pelajaran bagi kita. Bahwa pengelolaan SDA harus sesuai kehendak sang pencipta. Pengelolaan SDA tidak sesuai syariah adalah kemaksiatan dan menuai bencana.
Sistem sekuler/kapitalis menjamin kebebasan berperilaku. Manusia boleh melakukan apapun asalkan dia mampu melakukannya. Begitu pula dengan pengelolaan barang tambang di Gunung Kuda Cirebon. Seharusnya SDA yang depositnya sangat banyak harus dikelola negara.
Sistem ini menghalalkan milkiyah ammah dikelola swasta. Harta kepemilikan umum/rakyat seharusnya dikelola negara. Pengelolaan SDA hendaknya memperhatikan masalah keamanan dan kelestarian alam bukan hanya masalah keuntungan.
Islam adalah Solusi
Islam mewajibkan negara sebagai pelindung dan penanggung jawab urusan rakyat. Sumber daya alam termasuk barang tambang merupakan milkiyah ammah akan dikelola negara. Hasilnya digunakan untuk kesejahteraan rakyat. Untuk membiayai pendidikan, kesehatan atau fasilitas umum lainnya.
Islam mengharuskan negara berfungsi sebagai raa'in dan junnah. Banyak nash ayat maupun hadits yang menjelaskan itu. Termasuk mengelola barang tambang sesuai syariah. Sehingga menghasilkan kesejahteraan rakyat, kelestarian alam dan keridhoan Allah.
Sejarah telah mencatat ketika aturan Islam mengatur seluruh kehidupan manusia, manusia berperadaban tinggi. Bahkan digelari 'golden age. Masa dimana ilmu pengetahuan, sains dan teknologi berkembang pesat. Kesejahteraan dan keamanan mencapai puncaknya.
Allah berfirman dalam QS Al Araf 96:
“Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya."
Saatnya umat kembali kepadaaturan Tuhan. Campakkan aturan buatan manusia. Raih keberkahan, kesejahteraan dan keridhoan Allah. Wallahu a’lam bishshawab.
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar...
- Harap sesuai dengan Konten
- Mohon Santun
Terimakasih Telah Memberikan Komentar.