SuaraKuningan (SK). -
Paguyuban Kelompok Tani Hutan (KTH) Silihwangi Majakuning menunjukkan dukungan nyata terhadap upaya pelestarian alam di sekitar Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) dan desa-desa penyangga. Dukungan ini diwujudkan melalui partisipasi dalam kegiatan penanaman pohon endemik bersama Kapolda Jabar Irjen Pol. Rudi Setiawan, S.I.K., S.H., M.H., dan Wakapolda Brigjend Pol. Adi Vivid A.B., S.I.K., M.Hum., M.S.M., di Desa Cisantana, tepatnya kawasan wisata Palutungan, Jumat (8/8/2025).
Kegiatan bertema Menjaga Alam Dengan Aksi tersebut digelar dalam rangka memperingati Hari Kesatuan Gerak Bhayangkari (HKGB) ke-73.
Sekretaris Paguyuban, Roni akrab disapa Gus Roni mengatakan bahwa pihaknya menyumbangkan Paguyuban Silihwangi Majakuning Mendukung 300 Pohon Endemik dan MPTS Untuk Kelompok Tani Hutan KTH Palutungan Bangkit. Dengan 37 Pohon di Tanam di Objek Wisata Ipukan Secara Simbolis.
Dan Akan dilanjutkan Penanaman Oleh KTH Binaan Paguyuban Silihwangi Majakuning Pada Zona Rehabilitasi Masing Masing Daerah.
“Kami mendukung kegiatan Polda Jabar di Kuningan. Bahkan, kegiatan ini melibatkan unsur pemerintah, Polres Kuningan, dan masyarakat, termasuk kami di paguyuban,” ujar Roni usai menghadiri undangan penanaman.
Ia menjelaskan, dukungan tersebut tidak hanya berupa bibit pohon, tetapi juga kehadiran anggota Paguyuban bersama Masyarakat Peduli Api (MPA) sejak pagi untuk membantu proses penanaman. Bibit yang disumbangkan terdiri dari pohon kijamuju, salam, kihujan, benda, petag, huru madam, dan kidamar, yang seluruhnya merupakan tanaman endemik kawasan Ciremai.
Menurutnya, pohon-pohon tersebut memiliki banyak manfaat bagi lingkungan, khususnya di lereng gunung. Akar pohon seperti kihujan dan petag mampu mencengkeram tanah dengan kuat sehingga mencegah longsor dan erosi. Tajuk lebat pohon salam dan kijamuju membantu menahan air hujan dan menyerapnya ke dalam tanah, menjaga ketersediaan air serta keberlangsungan mata air.
Selain itu, pohon besar seperti kihujan juga menjadi peneduh dan penahan angin, menciptakan iklim mikro yang lebih sejuk. Sebagian di antaranya, seperti salam, dimanfaatkan sebagai bumbu masakan, sementara kijamuju dan huru madam dikenal sebagai tanaman herbal.
Tak hanya bermanfaat bagi manusia, pohon benda dan kidamar menjadi habitat burung, serangga, dan satwa kecil lain, menjaga keanekaragaman hayati. Penanaman pohon ini juga berperan mengurangi emisi karbon serta meningkatkan keindahan lereng gunung, yang berpotensi menunjang pariwisata alam.
“Paguyuban terus aktif memproduksi bibit di persemaian yang kami kelola. Harapannya, kegiatan seperti ini bisa berkelanjutan agar manfaatnya dirasakan generasi mendatang,” pungkas Roni.
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar...
- Harap sesuai dengan Konten
- Mohon Santun
Terimakasih Telah Memberikan Komentar.