Hot News
28 Oktober 2015

87 Tahun Hari Sumpah Pemuda di Mata Pemuda

Sebuah Catatan Refleksi

Oleh: Ismah Winartono

Pemuda sebagai pelopor perubahan memerlukan roh dan semangat yang menjadi landasan utamanya. Nasionalisme Indonesia pada hakekatnya adalah roh dan semangat yang menggerakkan untuk bangkit melawan penindasan yang sekarang ini menjadi realitas bangsa.

Menurut kami nasionalisme saat ini berada di titik rendah, dimana semua kebijakan berkiblat pada neoliberalisme, sehingga kesejahteraan rakyat jauh dari cita-cita Founding Father bangsa ini. Terpuruknya kedaulatan bangsa dan nasib rakyat bukanlah suatu fenomena yang datang dengan sendirinya.

Kondisi ini tidak lepas dari fenomena global yang berkembang pesat, dalam dan luas dewasa ini yakni ketidaksiapan dan kemampuan mental dalam menghadapi ancaman globalisme dan neoliberalisme.

Namun pada saat ini kita diperhadapkan pada kenyataan yang menjadi problema dan dilematis. Kita bisa melihat banyak pemuda yang tidak perduli dengan kondisi keterpurukan yang melanda bangsa ini, dimana sekarang pemuda lebih tertarik pada hal-hal yang merupakan nilai luar Indonesia.

Lantas memproklamasikan keyakinanya akan dongeng-dongeng Cinderella tentang “The end of nations states" yang serba imajiner, serba ilusif dan tentu pula delusive, bahkan dengan mudah kita membiarkan kebudayaan bangsa kita diambil oleh bangsa lain, kalangan pemuda semestinya sadar, masa depan negara ini tergantung pada kita, apa jadinya negara ini jika kita tak peduli?.

Dengan berjalannya waktu, semangat heroik dalam janji yang terkenal dengan Sumpah Pemuda itu mengalami pergeseran arti maupun pemahamannya. Arti Sumpah Pemuda tentu berbeda dari saat perjuangan dulu. Bila dulu dijadikan sebagai alat pemersatu, maka seharusnya kini dijadikan sebagai cambuk bagi pemuda Indonesia untuk berbuat yang lebih baik demi kemajuan negara.

Kenegaraan Indonesia berkembang sesuai dinamika perubahan yang amat besar terutama berkaitan dengan globalisasi dan reformasi. Dalam perubahan ini setiap komponen bangsa termasuk pemuda dituntut kontribusinya sesuai kemampuan, kompetensi, dan profesinya.

Pemuda dituntut untuk mengembangkan sikap menjunjung tinggi nilai-nilai luhur budaya bangsa, sikap keteladanan dan disiplin. Di sisi lain, perlu diciptakan suasana yang lebih dinamis dan demokratis yang mendorong pemuda untuk berkiprah dalam transformasi pembangunan baik regional maupun skala global.

Pemuda sebagai sumber kekuatan moral reformasi perlu tetap terbina agar selalu berlandaskan pada kebenaran yang bersumber pada hati nurani serta sikap moral yang luhur, berkepribadian nasional dan berjiwa patriotisme. Optimisme, spirit, kepedulian dan juga bangunan intelektual keindonesiaan kaum muda sebagai generasi bangsa akan selalu menjawab problematika bangsa ini.

Gagasan-gagasan yang orisinil disertai langkah yang progresif revolusioner dan kepekaan terhadap kondisi bangsa merupakan salah satu langkah utama dalam yang harus dipelopori oleh kaum muda sebegai penerobos dan pembawa era baru bangsa yang bermartabat dan berdaulat.***

Penulis adalah Ketua Umum Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia DPC Kuningan
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 comments:

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar...
- Harap sesuai dengan Konten
- Mohon Santun
Terimakasih Telah Memberikan Komentar.

Item Reviewed: 87 Tahun Hari Sumpah Pemuda di Mata Pemuda Rating: 5 Reviewed By: SuaraKuningan