Suarakuningan.com - Pembelian Apotek Sahabat oleh Badan Rumah Sakit Umum Daerah (BRSUD) 45 Kuningan senilai 8,9 milliar kini sedang menjadj isu hangat di masyarakat kuningan, kebanyakan menganggap bahwa harga segitu termasuk harga yang cukup Fantastik.
Menanggapi opini yang berkembang di masyarakat, Suara Kuningan.Com mencoba mewawancarai Kabag Umum dan Sumber Daya Kesehatan BRSUD 45 Kuningan, Anas yang ditemui di ruang loby Direktur pada hari Rabu (11/11) menjelaskan bahwa pihak Rumah Sakit dalam melakukan transaksi pembelian bekas Apotek Sahabat milik H. Heri telah menempuh prosedur sesuai dengan aturan yang berlaku dan dengan melibatkan semua unsur pemerintahan dari mulai Kelurahan sampai ke yang paling tinggi yaitu Bupati dan DPRD
"Jadi kalau ada yang ngomong bahwa harganya terlalu mahal, yang menentukan harga kan dari lembaga indevenden yaitu dari lembaga Apreasial satu lembaga yang sudah biasa ditunjuk oleh pihak perbankan untuk melakukan penaksiran harga barang yang akan di lelang," kata Anas menjelaskan.
Pihak Rumah Sakit juga menginginkan kalau bisa harganya murah tapi kan semua sangat tergantung kepada juru taksir, karena dari juru taksir menentukan harga seperti itu ya kita turuti karena Rumah Sakit memang lagi membutuhkan tempat untuk pengembangan pelayanan, kalau tidak membeli bekas Apotek sahabat yang kebetulan mau di jual dan lokasinya cukup dekat ya mau beli yang mana lagi ?
Ketika ditanyakan sumber anggaran dan cara pembayaran kepada pihak penjual seperti apa ? Pria yang ramah ini menjawab apa adanya, bahwa sumber anggaran adalah dari dana milik Rumah Sakit yang tadinya dicadangkan untuk membeli kebutuhan lain tapi sipatnya tidak begitu mendesak, sehingga anggaran untuk kebutuhan tersebut di cancel ke tahun 2016, sedangkan pembayaran yang dilakukan adalah dengan cara Cash tapi melalui rekening pemilik Apotek Sahabat dan itu setelah berbagai ketentuan di penuhi seperti PPN dan PPH yang harus dibayar terlebih dahulu.(Jon's)
Menanggapi opini yang berkembang di masyarakat, Suara Kuningan.Com mencoba mewawancarai Kabag Umum dan Sumber Daya Kesehatan BRSUD 45 Kuningan, Anas yang ditemui di ruang loby Direktur pada hari Rabu (11/11) menjelaskan bahwa pihak Rumah Sakit dalam melakukan transaksi pembelian bekas Apotek Sahabat milik H. Heri telah menempuh prosedur sesuai dengan aturan yang berlaku dan dengan melibatkan semua unsur pemerintahan dari mulai Kelurahan sampai ke yang paling tinggi yaitu Bupati dan DPRD
"Jadi kalau ada yang ngomong bahwa harganya terlalu mahal, yang menentukan harga kan dari lembaga indevenden yaitu dari lembaga Apreasial satu lembaga yang sudah biasa ditunjuk oleh pihak perbankan untuk melakukan penaksiran harga barang yang akan di lelang," kata Anas menjelaskan.
Pihak Rumah Sakit juga menginginkan kalau bisa harganya murah tapi kan semua sangat tergantung kepada juru taksir, karena dari juru taksir menentukan harga seperti itu ya kita turuti karena Rumah Sakit memang lagi membutuhkan tempat untuk pengembangan pelayanan, kalau tidak membeli bekas Apotek sahabat yang kebetulan mau di jual dan lokasinya cukup dekat ya mau beli yang mana lagi ?
Ketika ditanyakan sumber anggaran dan cara pembayaran kepada pihak penjual seperti apa ? Pria yang ramah ini menjawab apa adanya, bahwa sumber anggaran adalah dari dana milik Rumah Sakit yang tadinya dicadangkan untuk membeli kebutuhan lain tapi sipatnya tidak begitu mendesak, sehingga anggaran untuk kebutuhan tersebut di cancel ke tahun 2016, sedangkan pembayaran yang dilakukan adalah dengan cara Cash tapi melalui rekening pemilik Apotek Sahabat dan itu setelah berbagai ketentuan di penuhi seperti PPN dan PPH yang harus dibayar terlebih dahulu.(Jon's)
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar...
- Harap sesuai dengan Konten
- Mohon Santun
Terimakasih Telah Memberikan Komentar.