Hot News
8 November 2016

Perihal Insomnia

oleh: Ajeng Rinjanisuci Rahayu


Tulisan ini lahir berawal dari keluhan beberapa teman saya di kampus hampir setiap hari mereka mengalami kegelisahan dan kesulitan tidur. Mereka tidur pada dini hari sekitar pukul 01.00 - 02.00 WIB.

Alasan mereka bermacam-macam. Alasan yang pertama yaitu karena tuntutan tugas kuliah yang numpuk membuat mereka terkondisikan tidur tengah malam atau bahkan sampai dini hari, selain itu ada juga yang memang alasannya karena pada waktu siang harinya mereka“Boci/Bobo ciang” (bahasa anak muda keninian/bahasa alay) sehingga mereka merasa sulit untuk tidur di malam hari.

Ada penyebab lain juga yang lebih fenomenal di kalangan mahasiswa yang dijadikan alasan sulit untuk tidur yaitu perasaan galau karena seseorang (pacar/teman dekat).

Berkaitan dengan tugas kampus yang menumpuk, menurut hemat penulis pantas saja tugasnya numpuk terasa “tak kunjung henti” mereka mengerjakannya pada satu waktu, sudah menjadi tradisi mahasiswa dalam mengerjakan tugas dengan mengulur-ngulur waktu “Nanti sajalah, slow aja kali, SKS/sistem kebut semalam” itulah jawaban yang sering dilontarkan mahasiswa ketika mendapat tugas.

Perilaku terus-menerus seperti itu akan menyebabkan tugas menjadi terbengkalai, adapun tugas tersebut dikerjakan pada akhirnya mendapat nilai yang tidak memuaskan, alhasil mereka ditegur oleh dosen, sulit tidur dan berujung dengan kondisi yang tidak nyaman/sakit.

Perasaan galau karena seseorang (pacar/teman dekat) menjadi faktor yang menganggu dalam segala hal, entah itu mau berangkat ke kampus, mau ngerjain tugas/ belajar, ataupun mau istirahat/tidur pasti selalu menjadi pengahalang besar. Perasaan galau berhubungan dengan “Mood”.

Dan yang menjadi Moodbooster/seseorang yang bisa mendorong dan memotivasi untuk melakukan sesuatu hal itu salah satunya dengan keberadaan orang-orang spesial seperti pacar, teman dekat, atau gebetan.

Maka ketika ada suatu hal yang menganggu/bermasalah dengan seseorang yang menjadi Moodbooster tersebut akibatnya berdampak pada si “Mood” itu sendiri dan pada akhirnya berujung dengan perasaan galau, banyak pikiran, bad mood (bahasa gaulnya BT) sehingga malas untuk melakukan hal apapun bahkan sampai tidur pun sulit/terganggu.

Tidur merupakan suatu kebutuhan manusia secara fisiologis. Tidur disebut juga dengan kebutuhan primer dari kehidupan yang memang sangat penting bagi manusia. Hal ini berhubungan dengan proses pemulihan kondisi seseorang pada saat tidur agar bisa mengembalikan kondisi tubuh pada keadaan semula, dengan begitu tubuh yang tadinya mengalami kelelahan maka akan menjadi segar kembali.

Istilah insomnia dikalangan mahasiswa sudah tidak asing lagi. Mahasiswa menganggap insomnia sebagai hal yang biasa saja, wajar, tidak peduli/BOMAT (bodo amat) atau bersikap seolah-olah tidak khawatir atas kesehatannya (acuh tak acuh).

Insomnia seolah kata yang tidak terlepas dari mahasiswa ketika menjelang malam hari tiba. Kata ”Insomnia” menjadi tranding status dimedia sosial entah itu status BBM, Facebook, Instagram, Twitter, Path dan media sosial yang lainnya.

Insomnia itu sendiri yaitu gangguan pola tidur/ketidakmampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhan tidurnya baik itu secara kualitas maupun kuantitas. Secara kualitas tidur menjadi gelisah, tidak teratur, dan tidak bisa tidur dengan lelap sedangkan secara kuantitas waktu tidur menjadi berkurang/tidak sesuai dengan kebutuhan tidur yang sebenarnya.

Menurut aturan kesehatan kebutuhan tidur orang dewasa yaitu selama 6-8 jam pada setiap harinya. Sedangkan untuk penderita insomnia waktu tidurnya tidak lebih dari 6 jam saja (4-5 jam).

Menurut National Sleep Foundation (2012) Sekitar seperempat dari populasi orang dewasa telah mengalami masalah tidur dan 6% sampai dengan 10% diperkirakan memiliki gangguan insomnia. Sedangkan prevalensi insomnia di Indonesia yaitu sekitar 70% paling sedikit seminggu sekali dan 30 juta orang sulit tidur setiap malamnya.

Penyebab insomnia pada umumnya berkaitan dengan faktor “FiPsLling” yaitu fisik, psikologi dan lingkungan. Faktor fisik yaitu keadaan tempat tidur yang tidak nyaman, dan pencahayaan ruangan, karena pada dasarnya tidur yang baik itu harus dalam keadaan gelap artinya tidak ada penerangan cahaya, sekalipun ada cahaya harus menggunakan lampu tidur yang tidak terlalu terang.

Hal ini berkaitan dengan menciptakan suasana yang tenang agar proses pemulihan kondisi tubuh bisa optimal (semua anggota tubuh dalam keadaan istirahat baik itu otak, lambung, usus, dan organ lainnya).

Untuk faktor psikologi hal ini berhubungan dengan kejiwaan seseorang seperti keadaan stress, depresi, banyak pikiran/masalah, banyak tugas khusunya untuk mahasiswa/pelajar, dan perasaan yang tidak asing lagi di kalangan anak muda yaitu “Galau”. Sedangkan untuk faktor lingkungan yang menjadi penyebab insomnia yaitu berhubungan dengan keadaan eksternal salah satunya yaitu lingkungan yang berisik sehingga mengakibatkan seseorang menjadi gelisah dan sulit tidur.

Adapun dampak yang ditimbulkan dari insomnia itu sendiri yaitu ”3T3P“ tidak produktif, tidak fokus, tidak bisa membuat keputusan, pelupa, pemarah, dan penyakit fisiologi. Orang yang menderita insomnia akan menyebabkan tubuhnya rentan terhadap penyakit salah satunya penyakit fisiologi seperti hipertensi, dan nyeri otot.

Dan cara untuk mengatasi gangguan pola tidur/insomnia yaitu melalui “2JOM”.
J yang pertama yaitu jernihkan pikiran, buat semua pikiran yang menganggu seolah-olah tidak ada pada saat tiba waktunya tidur, berpikirlah tentang hal-hal yang baik agar jiwa terasa tenang, tidak merasa khawatir dan gelisah, bahasa gaulnya yaitu (POSTHING NO NETHING/Positif Thinking no Negatif Thinking).

J yang kedua yaitu jangan banyak mengkonsumsi minuman yang bersifat stimulan atau yang dapat membuat mata terus melek seperti kopi dan rokok.

Lalu selanjutnya O yaitu olahraga secara teratur, beberapa penelitian menyebutkan bahwa berolah raga secara teratur dapat membantu mengatasi orang yang mengalami masalah tidur. Hal ini berhubungan dengan olah raga yang bisa membuat kesehatan menjadi lebih optimal sehingga tubuh dapat melawan stress dengan baik.

Dan yang terakhir yaitu M, memanjakan diri dengan beberapa kegiatan rileksasi seperti membaca buku, memijat kaki/tangan agar bisa mengurangi ketegangan pada otot dan mendengarkan musik yang bernada slow, sehingga tanpa disadari dengan sendirinya kita akan tertidur lelap ketika tubuh sudah merasa rilek.

Tidur memang dianggap seperti sesuatu hal yang sepele, namun tanpa tidur yang berkualitas maka anda akan menjadi orang yang sepele. Tidurlah dengan waktu yang cukup maka hidup anda akan lebih produktif.***

Penulis adalah Mahasiswa Semester 7 Program Studi Kesehatan Masyarakat STIKKU
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 comments:

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar...
- Harap sesuai dengan Konten
- Mohon Santun
Terimakasih Telah Memberikan Komentar.

Item Reviewed: Perihal Insomnia Rating: 5 Reviewed By: SuaraKuningan