suarakuningan.com - Masih ingat penulis dengan kehadiran Waja Kopi 2 tahun silam ketika masih berjualan di Car Free Day setiap hari Minggu. Tepatnya Minggu, tanggal 22 Oktober 2017 mereka memulai usaha jualan kopi.
Didirikan oleh 2 orang yaitu kang Dhani (Dani Ramdani) dan Ekoy (Eka Nugraha) ternyata Waja Kopi Kuningan memiliki filosofi yang dalam.
Menurutnya Waja kopi bisa bermakna sangat luas. Kata Waja merupakan singkatan dari WARUGHA JAGAT. Kata ini diambil dari Bahasa Sunda Kuno, WARUGHA berarti Tubuh atau Diri, sedangkan JAGAT berarti universe/ alam semesta, sehingga jika dipadukan arti dari WARUGHA JAGAT adalah Tubuh Semesta atau bersatunya Diri dengan semesta.
Waja juga dalam bahasa Sunda berarti Baja, disini menjadi sebuah motivasi kita agar kuat seperti baja, pantang menyerah dan selalu berusaha menjadi yang terbaik.
Dilihat dari sejarahnya, Waja juga dipakai oleh seorang Resiguru putra Raja Galuh yaitu Rahyang Sempak Waja. Sempak Waja merupakan ayah dari Demunawan yang kelak menjadi Raja Saung Galah 1 yang berlokasi di Kuningan.
Pendirian Waja Kopi Kuningan sendiri memiliki tujuan yang besar, sebesar arti dari Waja itu sendiri. Salah satunya adalah mengangkat Kopi Asli Kuningan ke Dunia.
Tepat di milad pendirian Waja Kopi Kuningan ke 2 ini, akan dilaunching desain logo baru yang memiliki makna baru.
Logo lama terdapat bulat kecil yang berarti mikro kosmos atau semesta kecil yaitu diri kita, dan bulatan besar berarti makro kosmos atau semesta besar yaitu alam semesta. Dan logo hurup W dan J yang dibentuk seperti gunung di balik...
Untuk logo baru, kita tambahkan gelombang diseputar logo lama yang berarti terus berkembang... Karena sejatinya semesta pun setiap detiknya selalu berkembang. Ini memiliki makna Waja Kopi akan terus berkembang dan berkembang tiada akhir. (red)
Baca juga:
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar...
- Harap sesuai dengan Konten
- Mohon Santun
Terimakasih Telah Memberikan Komentar.