Hot News
25 April 2020

Nutrisi Otak Harus Sesuai dengan Nutrisi Hati

oleh : Coach Ari (Trainer Amco / Leadership Trainer / Kepala Bagian Pembinaan Pondok Pesantren Terpadu Al-Multazam / Konsultan Permasalahan Pelajar dan Pemuda / Trainer Muda Kuningan / Mahasiswa Semester Akhir Pasca Sarjana Uniku Prodi Magister Manajemen / Instruktur Senam Kebugaran / Penulis Buku “Kembali Kepada Fitrah” ) 


Apakah Anda sudah menjadikan membaca sebagai salah satu hobi? Jika belum, maka sekaranglah momen yag tepat untuk menjadikan membaca sebagai salah satu hobi kita. Kenapa? Selain tanggal 23 April kemarin bertepatan dengan hari membaca sedunia, juga sekarang sedang banyak waktu di rumah karena ada wabah, dan kita juga sedang berada di bulan Ramadhan yang penuh dengan keberkahan.

Pertanyaannya kenapa harus dijadikan hobi? Karena kalau sudah hobi, maka akan muncul rasa senang dan bahagia ketika melakukannya. Bagaimana caranya? Menurut saya, ada beberapa cara untuk memancing diri kita agar menyukai membaca, yaitu:

1. Pahami dan Sadari manfaat membaca
Menurut Gray dan Rogers, membaca buku dapat meningkatkan pengembangan diri, memenuhi tuntutan intelektual, memenuhi kepentingan hidup, meningkatkan minat terhadap suatu bidang, dan bisa mengetahui hal-hal yang aktual. Selain itu, yang penulis alami dengan banyak membaca mampu mengurangi resiko ketika mau memutuskan dan melakukan apapun. Contoh sederhana, ketika kita mengendarai kendaraan karena sebelumnya kita membaca rambu-rambu lalu lintas atau membaca pedoman penggunaan kendaraan tersebut, maka akan mengurangi resiko kecelakaan atau melanggar aturan lalu lintas. Dan tentunya, dengan banyak membaca, kita mampu menambah pembendaharaan kata dalam benak kita yang bisa leluasa kita gunakan ketika dibutuhkan saat berinteraksi atau memberikan presentasi.

2. Mulai membaca apa yang kita sukai. 
Bacalah sesuatu yang sesuai dengan apa yang kita sukai, sehingga akan muncul rasa senang. Karena jika sudah senang, maka aka nada dorongan untuk mengulanginya lagi. Contoh, kita senang otomotif. Maka bacalah buku-buku atau majalah tentang otomotif. Penulis pun sama. Karena hobi olahraga, khususnya sepak bola, maka awalnya yang sering dibaca adalah bagaimana tekhnik-tekhnik bermain bola. 

3. Membaca sesuatu yang ada kaitannya dengan pekerjaan kita. 
Dulu penulis belum pernah membaca buku-buku tentang pengembangan diri, psikologi, ataupun motivasi. Tapi karena sekarang menjadi salah satu pengasuh santri di pondok pesantren, mengasuh manusia, maka mau tidak mau harus banyak mencari tahu dan mempelajari ilmu-ilmu baru yang terkait dengan manusia dan perkembangannya, baik dari sisi psikologis ataupun wataknya. Dan sangat dirasakan, ketika tahu ilmunya, maka bekerja pun jadi bahagia.

4. Membaca berita terkini. 
Agar kita tahu apa yang sedang terjadi di negeri atau di dunia ini, maka bacalah media cetak atau elektronik sehingga kita bisa menyesuaikan dengan kondisi yang sedang terjadi.

5. Coba tulis, apa yang menarik dan menginspirasi ketika dibaca. 
Adanya fasilitas medsos bisa kita manfaatkan untuk menshare apa yang kita dapatkan, kerjakan, dan rasakan. Guru saya pernah menyampaikan ketika saya mulai belajar menulis, “Kunci menjadi penulis itu adalah TUKER KERIS. Yaitu, TUlis apa yang diKERjakan dan KERjakan apa yang ditulIS.” Kalimat tersebut terkesan sederhana tapi penuh makna. Jadi, ketika kita menulis jangan merasa bahwa tulisan itu hanya untuk orang lain. Karena pada hakikatnya ketika kita menulis, tulisan itu adalah untuk penulisnya terlebih dahulu. Jika penulisnya merasakan manfaat dari yang ditulis, maka Insya Alloh yang membaca pun akan merasakan manfaatnya.
Para ulama yang senang menulis, berawal dari kegemarannya membaca. Seperti Ibnu Jauzy. Beliau dikenal sebagai ulama yang sangat produktif dalam menulis buku. Seleranya untuk membaca buku sedemikian tinggi. Ia tidak pernah merasa kenyang dalam menelaah buku. Ketika beliau menjumpai buku yang belum pernah dilihat, maka seolah-olah sedang menemukan harta karun. Dan pada hakikatnya, beliau menulis untuk dirinya sendiri sehingga bertambah kapasitas diri.

6. Laksanakan 2L. Yaitu, Lakukan dari yang sederhana dan Lakukan sekarang juga. 
Mulailah dari yang sederhana, contoh menulis pengalaman pribadi yang bisa memberikan inspirasi atau hanya dengan menulis quotes dari orang lain. Dan jangan ditunda, mulailah sekarang juga. Orang yang suka menunda adalah orang yang merasa nyawanya dijamin oleh dirinya. Dan menurut penulis, orang yang menyesal adalah orang yang suka menunda. Menunda taubat, keburu meninggal kemudian menyesal. 
Menunda belajar, kemudian kesasar. Dan sebagainya.

Itu beberapa cara yang bisa dicoba untuk menumbuhkan hobi membaca. Menurut founder bicara buku, Bang irwan, membaca akan memberi nutrisi pada otak. Namun, sangat disayangkan jika hanya otak yang diberi nutrisi. Ketika otak diberi nutrisi, maka pintar bisa didapat tapi belum tentu benar.

Di negeri ini, banyak orang pintar sehingga bisa jadi pejabat. Namun sayangnya, hatinya tidak diberikan nutrisi sehingga tidak benar. Akhirnya, korupsi terjadi. Saya yakin jika hatinya juga diberikan nutrisi, hal itu tidak akan terjadi karena keyakinan akan balasan Tuhan akan membuatnya teringatkan. 

Terus, adakah contoh bacaan yang tidak hanya memberikan otak nutrisi tapi juga hati? Jawabanya ada. Bacalah Al-Qur’an dan terjemahannya. Disamping otak kita akan mendapatkan sesuatu yang baru, hati pun akan merasa tenang.

Simpel kan? Namun, jika tidak dilakukan tidak akan pernah dirasakan. So, just do it and do it now!
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 comments:

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar...
- Harap sesuai dengan Konten
- Mohon Santun
Terimakasih Telah Memberikan Komentar.

Item Reviewed: Nutrisi Otak Harus Sesuai dengan Nutrisi Hati Rating: 5 Reviewed By: SuaraKuningan