Kerap kali, kebebasan beropini lupa dengan pemilihan diksi, sehingga membuat pendengar lupa akan toleransi. Menghargai pendapat itu sangat penting dalam berkomunikasi, tapi apa daya ketika masyarakat suka ditolak dalam beraspirasi, malah ulah dengan narasi “Limbah”.
Waspada Pak!! Dalam pemilihan bahasa. Mungkin didalam benak penutur makna dari kata “Limbah” itu baik dan tidak menyinggung hal layak umum, tapi masyarakat tidak sedungu dalam memahami dan merespon tuturan bapak. Hal tersebut mempunyai value buruk ditataran humanis.
Tidak mungkin dengan seorang yang menyandang Pak Dewan, tidak bisa menempatkan bahasa pada konteksnya, lalu lalang banyak klaster lembaga yang merupakan penyebaran Covid-19. Tapi semua itu ditangani dengan baik dan menggunakan langkah solutif, tidak sensitif. Jadi kata “solusi” yang tepat untuk masalah kali ini.
Kisruhnya wabah Covid-19, menyebabkan pelbagi sektor mengalami penurunan, seperti resesi ekonomi dan merambahnya wabah dalam kesehatan. Sebagai Dewan Perwakilan Rakyat, patut seharusnya dalam menghadapi suatu problematika bisa menghadirkan ketentraman bukan kericuhan. Kendatipun langkah-langkah tidak memecahkan masalah, tapi sedikit demi sedikit bisa ditangani.
Dan tetap diperhatikan dalam berbahasa, karena bahasa itu salah satu media untuk bersosialisasi dan berkomunikasi, baik buruknya bahasa itu tergantung penutur dan penilaian mitra tutur. Sedikit banyaknya tempo dulu, peperangan dan perdamaian itu melalui korespondensi.
Jadi, gunakan bahasa pada tempatnya pak!! Dari dulu bahasa itu merupakan pemersatu bangsa. Jangan mengkisruhkan masyarakat, ditengah kisruhnya wabah Covid-19.
Penulis : Iif Abdul Rouf, Warga Kuningan
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar...
- Harap sesuai dengan Konten
- Mohon Santun
Terimakasih Telah Memberikan Komentar.