Hot News
9 Februari 2021

Rektor Uniku Resmi Lantik Pejabat Struktural


suarakuningan.com - Rektor Universitas Kuningan (Uniku) Dr. Dikdik Harjadi, SE., M.Si., secara resmi melantik seratus pejabat struktural di lingkungan Universitas Kuningan (Uniku) dengan masa jabatan 2021 – 2026 di Gedung Student Center Iman Hidayat Kampus I, Selasa (9/2).

Seratus pejabat struktural yang dilantik diantaranya Direktur Sekolah Pascasarjana Dr. Entin Jumantini, M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Asep Jejen Jaelani, M.Pd., Dekan Fakultas Ekonomi (FE) Dr. Lili Karmela Fitriani, M.Si., Dekan Fakultas Ilmu Komputer (FKOM) Tito Sugiharto, M.Eng., Dekan Fakultas Kehutanan (FHUT) Dr. Yayan Hendrayana, M.Si., Dekan Fakultas Hukum (FH) Dr. Suwari Akhmaddhian, SH., MH., dan puluhan pejabat struktural lainnya seperti Wakil Dekan, Ketua Program Studi, Sekertaris Program Studi, Kepala Biro, Lembaga, UPT, Pusat dan Satuan di lingkungan Universitas Kuningan (Uniku).

Rektor Universitas Kuningan (Uniku) Dr. Dikdik Harjadi, SE., M.Si., dalam sambutannya, mengatakan, saya atas nama institusi Uniku dan pribadi mengucapkan selamat dan sukses kepada Bapak Ibu yang telah dilantik menjadi pejabat structural di Lingkungan Uniku masa jabatan 2021-2026.

“Selamat datang dan selamat bekerja kepada para pejabat baru. Juga ucapan terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada para pejabat lama yang telah mengakhiri tugasnya pada masa jabatan 2017-2020. Semoga semua kerja keras dan pengabdian Bapak Ibu mendapatkan pahala dari Allah SWT,” tuturnya.

Menurutnya, pelantikan Bapak Ibu hari ini merupakan tonggak perjalanan Uniku untuk terus melangkah dalam 5 tahun ke depan. Pelantikan ini menandakan bahwa Bapak Ibu secara resmi mengemban amanah dan tanggung jawab masing-masing untuk membangun Uniku menjadi lebih baik.

“Kampus Uniku adalah wujud kesatuan kolektif dari segenap insan intelektual yang memiliki dedikasi tinggi dalam memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui kegiatan Tri dharma Perguruan Tinggi,” ujarnya.

Sebagai kampus, Uniku adalah wadah bagi berbagai kegiatan intelektual dan kebudayaan dengan academic atmosphere yang terbuka terhadap pertukaran gagasan dan pengalaman, pemikiran yang visioner disertai sikap yang menjunjung tinggi etika dan kesantunan.

“Bapak Ibu mengemban amanah sebagai pejabat struktural 5 tahun kedepan, untuk dapat menjalankan amanah secara efektif, maka pimpinan Uniku dan seluruh pejabat structural di Uniku perlu bertindak atas dasar pemahaman yang memadai mengenai budaya dan tradisi kampus kita ini. Saya mengajak kepada Bapak/Ibu untuk bekerja dengan semangat baru dan dalam suasana baru. Mari kita tingkatkan semangat ini. Untuk dapat memajukan Uniku tidak dapat berjuang sendiri sendiri. Mari kita bersinergi, berkolaborasi, dan berjuang bersama menghadapi tantangan dan mengatasi persoalan yang ada,” katanya.

Masih menurutnya, komitmen ini harus kita bangun dan padukan secara kolektif yang secara formal dituangkan dalam pakta integritas yang sudah Bapak Ibu tandatangani sebelum pelantikan ini.

“Pakta integritas ini merupakan komitmen kolektif dan janji Bapak Ibu semua untuk bersama-sama dalam satu rangkaian irama kerja untuk melaksanakan program-program Uniku ke depan,” tuturnya.

Lebih jauh, sambung Rektor dua periode itu, menjelaskan, perlu saya tekankan bahwa kemampuan adaptasi dan fleksibilitas dituntut untuk kerjasama dan saling memahami. Mungkin Bapak Ibu perlu beradaptasi dengan rekan kerja ataupun bawahannya yang baru. Mari belajar dari sejarah binatang punah dan bertahan hidup jutaan tahun.

“Tyrannossaurus Rex (atau T-rex) adalah genus Dinosaurus terapoda, adalah makhluk terbuas tujuh puluh juta tahun yang lalu. Semua jenis dinosaurus disantapnya. Tidak ada yang berani melawan. Semua reptilia, mamalia, tumbuhan, dan jenis-jenis lain menjadi makanan sehari-hari. T-rex berada pada apex predator, atau puncak makanan dalam piramida biologis waktu itu. Tetapi coba sekarang cari dimana itu T-rex? Punah, hanya tinggal fosil. Karena tentu gejala alam berupa bencana, perubahan iklim, mateor yang menghujani bumi. Dan T-rex tidak bisa beradaptasi dan pada akhirnya punah,” jelasnya.

Dikdik juga menambahkan, konon nyamuk dan semut itu sudah ada tujuh puluh juta tahun yang lalu. Mereka bertahan sampai saat ini. Ketika terjadi hujan mateor mereka sembunyi dan selamat. Terjadi perubahan iklim mereka beradaptasi. Saat makanan sedikit mereka mengecilkan tubuh. Ayam (Gallus gallus domesticus) adalah masih se DNA dengan T-rex dan ayam yang jadi makanan kita sehari-hari itu bertahan sampai sekarang. Yang terkuat punah, yang agak lemah tapi beradaptasi bertahan hidup tujuh puluh juta tahun.

“Padi (Oryza sativaL.) yang kita makan sehari-hari itu adalah jenis rerumputan. Khusus padi sangat bekerjasama dengan manusia, juga gandum tentunya. Padi memberi makanan sumber karbohidrat. Upahnya manusia sangat menyayangi padi. Mengairi, mencabut rumput yang lain, dan memupuknya. Sebagian benih disimpan petani untuk ditanam. Tidak hanya itu, saat ini sudah banyak rekayasa hibrida padi untuk menjadi lebih efektif dan efesien agar padi lebih mulia lagi. Nah, kolaborasi antara padi dan manusia saling tergantung dan saling memanfaatkan. Manusia mengambil biji padi, padi dimulyakan, dikembangbiakkan, dan dimakan sehari-hari,” tambahnya.

Para Dekan dan Direktur serta pejabat struktural lainnya jadilah seperti ayam, nyamuk, semut, jangan jadi t-rex, pemakan segala dan galak. Akhirnya punah. Jangan ingin menang terus dalam diskusi, rapat, ngobrol santai, atau bergurau. Sekali-kali mengalahlah. Berikan sebagian porsi klaim kepada lawan bicara. Jangan ngotot terus, bermurahlah hati, bersyukurlah jangan merasa hebat terus dan selalu menekan teman bicara.

“Jangan tunjukkan kehebatan terus dan egois membela diri terus. Lihatlah dengan cara jadilah orang lain, jangan kepentingan sendiri terus yang dipikir dan dibela. Negosiasilah dengan cantik jangan ingin menang sendiri dan merasa benar terus. Jangan jadi binatang buas seperti tyrex, bijaklah seperti semut nyamuk, dan ayam. Yang murah hati hidup terus, yang jagoan malah menjadi punah,” ujarnya.

Izinkan saya mengingatkan, bahwa seringkali jabatan menjadi dambaan. Jabatan memberi pesona dan menjanjikan kesenangan. Itu sebabnya, tak aneh orang mau berbuat apa saja demi mendapatkan jabatan. Orang juga mau melakukan apa saja berkorban demi merebut dan mendapatkan jabatan.

“Prof. Arief Rachman pernah menyampaikan makna atau hakikat sebuah jabatan. “Bagi sebagian orang, meraih sebuah jabatan dimaknai “mendapatkan.” Itu artinya, motivasi meraih jabatan bagi dirinya adalah pesona materi (kekuasaan, kekayaan, kehormatan). Sehingga makna “menjadi pejabat” dimaknai final. Padahal, “menjadi”( to be) pada pemahaman menjadi pejabat sebaiknya dimaknai proses, yakni proses memahami, melaksanakan, dan mengerjakan amanah dengan sebaik-baiknya sebagai pejabat,” paparnya.

Jika makna “menjadi” tadi berhasil dilalui secara proses, maka menjadi pejabat akan jatuh pada makna to do, yang mengarah pada pengejawantahan tanggung jawab (responsibility). Pemahaman jabatan seperti itu akan melahirkan sikap menerima sebuah jabatan karena menerima tanggung jawab. Menjadi pejabat karena mendapatkan akses untuk bisa berbuat lebih baik. Menerima jabatan karena berkewajiban menunaikan amanah yang menjadi tanggung jawabnya.

“Perolehan jabatan pada level tertentu dijadikan satu tanda pencapaian prestasi diri atas usaha yang telah dilakukan sebelumnya. Sehingga tidak heran, jika seseorang yang mendapatkan satu jabatan tertentu, terutama di level atas, banyak diapresiasi oleh banyak pihak. Berbagai ucapan selamat akan datang silih berganti sebagai bagian dari doa, apresiasi, serta harapan disematkan pada orang yang mendapatkan posisi tersebut,” ujarnya.

Dengan perspektif ini, jabatan dianggap sebagai suatu nikmat, penghargaan, dan suatu kehormatan yang menaikkan status prestisius di mata banyak orang. Sebagian kecil lain, ada orang yang menganggap bahwa jabatan itu musibah. Atau, paling minim setingkat dengan fitnah, dibandingkan dengan nikmat

“Orang yang menganggap jabatan itu musibah lebih terkait dengan besarnya tanggung jawab yang melekat pada jabatan tersebut. Setiap jabatan butuh pertanggung jawaban. Semakin ke atas levelnya, semakin besar tanggung jawab yang melekat padanya. Pertanggung-jawaban atas jabatan tersebut bukan sekedar pada stake holder atau pada orang yang berada pada level jabatan di atasnya. Tapi, pertanggung jawaban dari jabatan itu juga akan dihadapi di akhirat nanti. Ini yang paling berat,” jelasnya.

Diakhir sambutannya, tantangan yang kita hadapi kedepan akan semakin berat, Oleh karena itu, setelah pelantikan ini, saya berpesan 3 hal, pertama adalah masing-masing dapat mengetahui peran dan tugasnya masing-masing, pesan ini tentu harus menjadi dasar bagi setiap pejabat baru untuk dapat segera beradaptasi dengan jabatannya. Kedua, Dengan jabatan ini ada sebuah tuntutan untuk melakukan perubahan kearah yang lebih baik. Dan, ketiga adalah bekerjalah dengan keras dan selalu ikhlas. Untuk mempercepat transisi kepemimpinan, maka kami mengintruksikan agar proses sertijab pada masing-masing unit kerja dapat dilaksanakan setelah acara ini selesai. Dengan demikian para pejabat baru dapat segera melakukan tugas-tugas dan tanggung jawabnya masing-masing.

“Kita harus berlari dengan kencang untuk mampu bersaing dengan perguruan tinggi lain di Indonesia. Beberapa program sudah kami rancang yang mudah-mudahan akan segera kami sosialisasikan pada Rapat Koordinasi yang kita rencanakan akan dilaksanakan minggu depan. Yang terpenting adalah sinergitas diantara unit kerja yang ada sehingga kita akan melangkah bersama dengan segala potensi nyang kita miliki. Ke depan agar langkah kita lebih focus dan sistematis, setiap tahun kita akan membuat kontrak kinerja dengan setiap unit kerja, sehingga hal ini akan menjadi target capaian yang akan upayakan pencapaiannya secara bersama,” pungkasnya.(rilis/sep/red)


  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 comments:

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar...
- Harap sesuai dengan Konten
- Mohon Santun
Terimakasih Telah Memberikan Komentar.

Item Reviewed: Rektor Uniku Resmi Lantik Pejabat Struktural Rating: 5 Reviewed By: SuaraKuningan