Hot News
28 Juli 2021

Cukupkah Atasi Pandemi dengan Vaksin?

Oleh Citra Salsabila (Penggiat Literasi)


Gelombang Covid-19 di Indonesia sedang mencapai puncaknya. Tak terasa sudah 16 bulan lamanya virus ini menggerogoti rakyat Indonesia. Banyak cara yang diterapkan pemerintah demi menekan lonjakan kasus Covid-19. Mulai dari PSBB, PPKM mikro, hingga PPKM darurat, namun tetap saja peningkatan kasusnya tak terkendalikan. 

Akhirnya, akhir Juni pemerintah memprogramkan vaksinasi massal. Program 1 juta suntikan per hari di bulan Juli dan 2 juta suntikan per hari di Bulan Agustus. Target capaian vaksinasi bulan Juli 43,7 juta suntikan. Sebab, vaksinasi digadang-gadang akan menyelesaikan penyebaran virus Covid-19 di Indonesia (Kompas.com, 30/06/2021). 

Harapannya dengan program vaksinasi minimal 70% dari jumlah populasi penduduk Indonesia mendapatkan kekebalan komunal (herd immunity) dalam tubuhnya. Indonesia memiliki beberapa vaksin, misalnya AstraZeneca, Sinovac, dan Sinopharm. Hanya saja, kondisi saat ini sudah lebih parah, mengapa? Dikarenakan terdapat varian baru dari virus Covid-19 yang lebih ganas. Yaitu, varian delta yang telah memicu lonjakan kasus Covid-19, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di berbagai negara.

Tak mengherankan, jika akhirnya Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melabeli varian virus korona ini sebagai Variant of Concern, varian yang mengkhawatirkan. Ditambah masih ada beberapa varian virus SARS-CoV-2 yang bermutasi dan semakin mengancam kesehatan masyarakat dunia. Sehingga, diperlukan tipe vaksin yang lain guna melawan varian terbaru tersebut. Sebut saja vaksin Pfizer dan Moderna akan segera hadir di Indonesia kisaran bulan Agustus mendatang. 

Dilansir dari The New York Times, Kamis (15/7/2021), para peneliti di Inggris melaporkan bahwa pada Mei lalu, dua dosis vaksin Pfizer yang dikembangkan bersama BioNTech, 88 persen efektif melindungi dari gejala Covid-19 varian Delta. Selain itu, sebuah studi bulan Juni dari Skotlandia, juga menyimpulkan bahwa vaksin mRNA ini 79 persen efektif melawan varian Delta (Kompas.com, 19/07/2021). 

Vaksinasi dan Kesembuhan dalam Islam

Pada dasarnya negara haruslah memberikan layanan terbaik bagi rakyatnya, salah satunya kesehatan. Sebab, kebutuhan primer yang harus dipenuhi, terutama di tengah lonjakan Covid-19 saat ini. Jika pemerintah memprogramkan vaksin massal, maka sudah sepatutnya rakyat diberikan pula edukasi berkenaan tentang vaksin. Sebab, banyak rakyat yang ragu dengan alasan keamanan vaksin, efikasi, dan kehalalan vaksin itu sendiri.

Kasus ini sendiri merebak di tengah rakyat Indonesia, sehingga target menghambat progres vaksinasi massal. Mereka takut setelah di vaksin memberikan efek yang berkepanjangan. Seperti demam, diare, muntah, gatal-gatal, atau bahkan berujung pada kematian. Ditambah lagi, anggapan akan tetap terkena virus Covid-19 walaupun sudah divaksin hingga 2x dosis. Sehingga, sangat diperlukan pelurusan pemahaman berkenaan hal ini. 

Maka, perlu sekali pemerintah bekerja sama dengan tenaga kesehatan untuk memberikan penyuluhan berkaitan dengan latar belakang, efek yang ditimbulkan, dosis yang berikan, ataupun seluk beluk vaksin itu sendiri. Sehingga, tidak ada ketakutan yang tak mendasar berkenaan tentang vaksin. 

Pertanyaan, cukupkan hanya dengan vaksin untuk menyelesaikan pandemi ini? Tentu tidak. Mengapa? Sebab, vaksin sendiri hanyalah salah satu cara pengobatan untuk merangsang sistem kekebalan tubuh dalam memproduksi antibodi. Sehingga, akan sangat membantu tubuh dalam mengenali virus yang menyerang tubuh. Maka, tubuh akan merespon lebih cepat untuk melawan virus atau bakteri. 

Sehingga, jika saat ini pemerintah memprogramkan vaksinasi massal, namun tidak disertai dengan kebijakan yang tegas, maka kasus Covid-19 akan terus meningkat. Jangan sampai kesehatan rakyat diabaikan, hanya demi kepentingan sesaat. Gonta-ganti kebijakan yang tak jelas aturannya hanya ingin menyelamatkan perekonomian negara. Ini sungguh tidak adil bagi rakyat, dan akan semakin merongrong kesakitan yang tak berkesudahan. 

Memang, negara saat ini dibelenggu oleh sistem demokrasi. Slogan berasal dari rakyat, untuk rakyat, dan oleh rakyat hanyalah omong kosong belaka. Mengapa? Faktanya, rakyat masih sulit dalam mengakses kesehatan secara gratis. Rakyat dibuat was-was dengan kebijakan pemerintah, sebut saja PPKM darurat yang membuat semakin sulitnya dalam pemenuhan kebutuhan. Bukannya dibuat aturan karantina wilayah, malahan akan diperpanjang. 

Itulah sistem demokrasi, sistem yang takkan berpihak kepada rakyat. Rakyat selalu dituntut mandiri dalam pemenuhan kebutuhannya. Pemerintah hanyalah membuat kebijakan, namum tidak mengurus hak-hak rakyat. Jeritannya hanya didengarkan saja, namun takkan pernah dilaksanakan. Yang diutamakan tentu kepentingan pribadinya beserta koleganya. Rakyat dibiarkan merintih kesakitan dan meronta-ronta. Sungguh ironi. 

Tentu ini berbeda dalam pandangan Islam. Negara memiliki kewajiban untuk mengurusi urusan umat, termasuk menyediakan layanan kesehatan. Dalam situasi pandemi, negara akan memerintahkan pengembangan vaksin dan memfasilitasi distribusinya, sehingga vaksin tersebut menyentuh masyarakat untuk mencegah penyakit. Dan yang terpenting, negara akan mencegah perjalanan dari dan ke wilayah terjadinya wabah, dan memisahkan yang sakit dan yang sehat.

Sebab, kondisi pandemi Covid-19 sangat diperlukan kebijakan lain, yaitu meningkatkan tes pada individu yang tanpa gejala dan menelusuri orang yang kontak dengan pasien positif untuk segera isolasi mandiri. Sehingga, tidak perlu sampai melakukan karantina total untuk seluruh penduduk dan mencegah mereka melakukan aktivitas yang wajib, seperti beribadah, bekerja, dan merawat atau mengunjungi saudara. Karena, hanya wilayah yang terkena dampaklah, yang harus melakukan karantina wilayah. 

Semoga pandemi di negeri ini segera berakhir. Tetap menjaga protokol kesehatan dengan memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengannya. Namun, hanya dengan sistem Islam-lah kondisi carut-marut negeri ini akan berakhir. 

Wallahu'alam bishshawaab.


  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 comments:

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar...
- Harap sesuai dengan Konten
- Mohon Santun
Terimakasih Telah Memberikan Komentar.

Item Reviewed: Cukupkah Atasi Pandemi dengan Vaksin? Rating: 5 Reviewed By: SuaraKuningan