Hot News
28 Februari 2022

Memaknai Peristiwa Isra Wal Miraj dalam Ibadah Sholat Kita



Peristiwa Isra wal Mi’raj merupakan peristiwa luar biasa yang dialami oleh Nabi Muhammad SAW bersama malaikat Jibril AS. Nabi Muhammad melakukan Isra dari Masjidil Haram ke Baitul Maqdis dengan Buroq, dengan secepat kilat buroq sampai di Thoybah (nama lain madinah), kemudian berpindah ke Madyan, tempat dimana pohon yang dahulu Nabi Musa bernaung dibawahnya dan beristirahat saat dikejar-kejar tentara Firaun. 

Nabi kembali melakukan perjalanan ke Thur Sina, sebuah lembah di Syam, tempat dimana Nabi Musa berbicara dengan Allah SWT. Kemudian beliau sampai di suatu daerah yang tampak kepada beliau istana-istana Syam, dimana tempat dilahirkannya Isa putra Maryam.

Dalam perjalanannya, beliau juga bertemu dengan sekelompok kaum yang menghantamkan batu besar ke kepala mereka sendiri sampai hancur, setiap kali hancur, kepala yang remuk itu kembali lagi seperti semula dan begitu seterusnya. Jibril menjelaskan bahwa mereka adalah manusia yang merasa berat untuk melaksanakan kewajiban sholat.  

Nabi juga melihat kaum dimana di hadapan mereka ada daging yang baik yang sudah masak, sementara di sisi lain ada daging yang mentah lagi busuk, tapi ternyata mereka lebih memilih untk menyantap daging yang mentah lagi busuk. Mereka adalah yang mempunyai istri tapi berzina. Hingga tiba Nabi Muhammad di Baitul Maqdis (Masjid al Aqsho). Setelah itu Nabi melakukan Mi’raj sampai Sidratul Muntaha dan bertemu langsung Allah SWT.

Peristiwa ini merupakan peristiwa yang sangat sulit diterima hanya dengan pikiran, akal manusia (logika). Peristiwa luar biasa yang dialami sebagian malam saja dan hanya dapat diterima dengan iman. Hanya orang yang beriman yang dapat menerima kebenaran tersebut. Peristiwa bersejarah dan penuh hikmah yang disebut Isra Mi’raj adalah perkara iman, bukan pikiran (logika) karena sulit diterima akal. Jangan diterima oleh akal , tetapi percayai dengan iman didalam hati.

Ketika itu Allah berfirman: “Sungguh Aku telah menjadikanmu sebagai Kekasih-Ku”. 

Dalam Shohih Imam Muslim diriwayatkan dari sahabat Anas bin Malik, bahwa rasulullah bersabda:

 ” … kemudian Allah mewajibkan kepadaku (dan umat) 50 sholat sehari semalam, lalu aku turun kepada Musa (di langit ke enam), lalu dia bertanya: 

“Apa yang telah Allah wajibkan kepada umat anda?” 

Aku menjawab: “50 sholat”, 

Musa berkata: “kembalilah kepada Rabbmu dan mintalah keringanan sebab umatmu tidak akan mampu untuk melakukannya”, 

Maka aku kembali kepada Allah agar diringankan untuk umatku, lalu diringankan 5 sholat (jadi 45 sholat), lalu aku turun kembali kepada Musa, tapi Musa berkata:

 “Sungguh umatmu tidak akan mampu melakukannya, maka mintalah sekali lagi keringanan kepada Allah”. 

Maka aku kembali lagi kepada Allah, dan demikianlah terus aku kembali kepada Musa dan kepada Allah sampai akhirnya Allah berfirman: 

“Wahai Muhammad, itu adalah kewajiban 5 sholat sehari semalam, setiap satu sholat seperti dilipatgandakan menjadi 10, maka jadilah 50 sholat”. Maka aku beritahukan hal ini kepada Musa, namun tetap dia berkata: “Kembalilah kepada Rabbmu agar minta keringanan”, 

Maka aku katakan kepadanya: “Aku telah berkali-kali kembali kepadaNya sampai aku malu kepada-NYa”. Setelah beliau menerima perintah ini, maka beliau turun sampai akhirnya menaiki buraq kembali ke kota Makkah al Mukarromah, sedang saat itu masih belum tiba fajar.

Allah SWT telah meringankan kewajiban Sholat dari 50 waktu sampai hanya dengan 5 waktu saja, Allah telah meringankan sepuluh kali lipat untuk kita sebagai umat Nabi Muhammad. Sungguh malu apabila Sholat yang lima waktu saja kita masih lalai terhadapnya. Selayaknya Peristiwa Isra wal Mi’raj ini hanya dapat diterima dengan iman, maka sudah sepantasnya pengamalan iman terhadap peristiwa ini membuat kita semakin khusyu dalam melaksanakan Sholat. Sungguh keimanan itu intinya adalah membenarkan dan percaya serta pasrah terhadap semua yang dibawa dan diberitakan Nabi Muhammad SAW, sebab beliau tidak mungkin berbohong apalagi berkhianat dalam Risalah dan Dakwah beliau. 


Sumber : Al Anwaarul Bahiyyah dan Dzikrayaat wa Munaasabaat, keduanya karya Al Imam Al Muhaddits As Sayyid Muhammad bin Alawy al Maliky al Hasany RA


  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 comments:

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar...
- Harap sesuai dengan Konten
- Mohon Santun
Terimakasih Telah Memberikan Komentar.

Item Reviewed: Memaknai Peristiwa Isra Wal Miraj dalam Ibadah Sholat Kita Rating: 5 Reviewed By: SuaraKuningan