Hot News
28 September 2015

Hentikan Pendakian ke Puncak Gunung Ciremai

SuaraKuningan.com-Kejadian Kebakaran Hutan di kawasan puncak gunung Ciremai pada tanggal 14 Agustus sampai dengan 27 Agustus 2015 telah menghaguskan hampir setengah kawasan hutan puncak gunung Ciremai pada ketinggian 2400 mdpl – 3078 mdpl. 

Dimana pada ketinggian tersebut merupakan kawasan hutan tipe sub alpin yang didominasi oleh tumbuhan perdu yang tingginya 1 – 3 meter seperti Edelweiss, Cantigi, Pelending, alang-alang dll. Kejadian kebakaran tersebut telah menghanguskan hampir setengahnya habitat edelweiss terutama kawasan puncak Ciremai dari jalur Pendakian Linggarjati ke arah barat dengan perkiraan luas ± 185 ha. 

Penyebab dari kejadian kebakaran tersebut sampai saat ini belum bisa diketahui secara pasti, akan tetapi kalau dari analisa lokasi terjadinya kebakaran pada ketinggian 2400 mdpl ke atas bisa dipastikan bukan oleh masyarakat biasa yang jalan-jalan kehutan untuk melihat hutannya, dikarenakan lokasi tersebut berada di atas kawasan hutan alam (leuweung geledegan). Kemungkinan orang yang bisa mencapai ketinggian tersebut biasanya adalah pendaki gunung. 

Jadi analisa sementara penyebab kebakaran tersebut adalah karena kelalaian pendaki gunung. Kelalaian pendaki gunung bisa terjadi dikarenakan lalai membuang puntung rokok sembarangan dan atau sisa api unggun yang tidak benar-benar padam, ditambah kondisi tanaman dan alang-alang yang cukup kering dan suhu yang ekstrim pada ketinggian 2400 mdpl ke atas akibat dampak elnino (musim kemarau berkepanjangan) dimana suhu cukup panas dan angin yang cukup kencang berkolaborasi menimbulkan bencana kebakaran. 

Kolaborasi dari pendaki yang lalai, tanaman/alang-alang yang kering, angin yang kencang dan suhu yang ekstrim mengakibatkan bencana kebakaran hutan tidak terelakan. Dampak dari kebakaran hutan tersebut disamping menimbulkan keresahan masyarakat juga rusak/terganggunya ekosistem Ciremai, terutama habitat tumbuhan Edelweiss dimana Edelweiss ini sebagai ciri khas tanaman puncak gunung Ciremai. Dengan kejadian kebakaran tersebut hampir setengahnya kawasan edelweiss Ciremai yang biasanya berupa hamparan hijau yang menebarkan aroma wangi yang khas kini menghitam dan gersang. 

Penutupan semua jalur pendakian ke gunung Ciremai adalah suatu langkah yang tepat dan harus didukung oleh semua pihak terutama para pendaki gunung. Kondisi pepohonan di puncak gunung yang mengering dan cuaca yang ekstrim merupakan ancaman bencana yang sangat potensial. Kita tahu dan memaklumi para pendaki juga pasti tidak akan secara sadar melakukan pembakaran, akan tetapi para pendaki juga manusia yang kadang mempunyai sisi khilap/lalai dan salah yang bisa menjadi salah satu pemicu terjadinya bencana kebakaran hutan. 

Untuk pihak pemangku kawasan/BTNGC dan pengelola pendakian seharusnya bisa lebih tegas dan konsekuen serta konsisten untuk melakukan penutupan pendakian ke puncak Ciremai, hal ini perlu dilakukan dalam rangka mencegah terjadinya kebakaran hutan terulang kembali. Begitu juga untuk para pendaki seharusnya bisa memahami kondisi tersebut dan tidak memaksakan diri untuk mendaki gunung Ciremai. 

Semua itu dilakukan sebenarnya untuk kebaikan alam itu sendiri dan kebaikan kita semua. Biarkan alam beristirahat sejenak, menyepi dan menikmati keheninganya. Kita semua pasti tidak ingin Edelweiss Ciremai yang masih tersisa kemballi hangus dan menghitam. Puncak Ciremai takan pergi kemana-mana, dia akan tetap ada ditempatnya, sapalah kembali puncak tertinggi di Jawa Barat tersebut begitu elnino berlalu dan musim hujan tiba.*** (Kang Avo)
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 comments:

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar...
- Harap sesuai dengan Konten
- Mohon Santun
Terimakasih Telah Memberikan Komentar.

Item Reviewed: Hentikan Pendakian ke Puncak Gunung Ciremai Rating: 5 Reviewed By: SuaraKuningan