Catatan Pinggir Penulis Novel Terkenal dari Kuningan, Candrika Adhiyasa

Saya sering dibuat bingung oleh hal-hal semacam ini. Menurut saya, pendidikan adalah medium untuk mematangkan kemampuan mengorganisir permasalahan, yang dalam konteks ini, bukan hanya pada subjektivisme dan individualisme, melainkan kepada pihak manapun yang terjangkit masalah yang relevan. Pada intinya, setiap lapisan masyarakat yanng terdidik mesti melakukan berbagai upaya untuk menolong lapisan masyarakat yang kurang terdidik dari posisi yang tersudut, mejadi mapan, bukan malah melakukan upaya untuk menolong dirinya sendiri dari posisi yang mapan menjadi lebih mapan, atau bahkan jika bisa menjadi maha mapan.
Dayat, kawanku yang penyuka puisi, pernah membacakan puisi yang ditulisnya di pos ronda ini saat membahas permasalahan serupa. Begini puisinya:
Pendidikan adalah instrumen untuk melawan pembodohan dan kebodohan
Kalau kau hanya diam melihat kesenjangan sosial,
Penindasan rakyat lemah,
Pengkebirian demokrasi,
Kelaparan yang melanda tetangga,
Kemiskinan yang menjangkiti masyarakat,
Coba kautunjuk wajahmu sendiri di cermin
Kemudian tanyakan dengan keras
“APA BENAR KAU TERDIDIK?!!!”
Kemudian ludahi cermin yang membingkai wajahmu
Kurang lebih, begitu puisinya.
“Galak banget, Dayat.”
“Habis aku muak dengan orang sok pintar yang hanya pintar diam dan memperkaya diri!”
Dan hal ini tentunya menjadi PR bagi kita semua untuk mulai merekonstruksi pola pikir yang terselubung egosentrisme.
Candrika Adhiyasa, 17 September 2017
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar...
- Harap sesuai dengan Konten
- Mohon Santun
Terimakasih Telah Memberikan Komentar.