Gunakan Teknologi Nano, Petani Kuningan Jelang Mandiri Lahan dan Benih

suarakuningan.com - Lagu lama beli benih udah ga jaman, jaman now kembali ke latanah silam negeri gemah ripah loh jinawi toto tentrem kerto raharjo, dimana para petani Indonesia mandiri lahan dan benih.

Di Kuningan, gerakan ini sudah mulai berhasil di beberapa daerah, beberapa petani mulai beralih mandiri benih dengan adanya penyembuhan lahan terdampak pupuk kimia dan gangguan lainnya.

Kesuburan lahan, unsur hara dan pemuliaan tanaman, berjalan serempak dengan teknologi terapan POC hasil NanoTech yang dikembangkan seorang diri warga Kuningan. 

Adalah Sulistio IPAC penerima penghargaan DPD KNPI Kuningan atas upaya pemandirian petani serta peningkatan peternakan Kuningan. POC (Pupuk Organik Cair) hasil teknologi nano nya, dibuat secara HOME INDUSTRY (!)

Mas Tio kepada Mang Sukun saat Ngopi di Saung Mang Sukun menjelaskan Secara teknis, pupuk organik cair memperbaiki sifat fisik (struktur tanah, membentuk humus dan mengurai liat tanah), kimia dan biologi tanah. Sehingga teknologi ini memungkinkan untuk perbaikan kesehatan lahan guna membangun kemandirian lahan. 

 Baca Juga

POC Hasil Teknologi Nano, Dikembangkan Putra Daerah Kuningan

Pakan dari Ketela Selamatkan Ikan dari Upwelling, Direspon Bupati Utje

Dahsyat Rendemen Beras Organik Kuningan Pupuk DZA Tembus 67%

"Dalam kata lain, lahan yang mandiri adalah bioreaktor bagi petani, dalam bahasa yg lebih exstrem, lahan menjadi pabrik hara abadi bagi petani. Karena lahan yg sehat memiliki kemampuan biopereduksi, biogeokemis dan bioremediasi, selain kemampuan biologisnya.  Itulah dasar kerja nano teknologi dalam upaya membangun kemandirian lahan. Dan menjadi nutrisi dengan daya serap tinggi bagi tanaman," paparnya

Kini masa depan kemakmuran pertanian dan peternakan Kabupaten Kuningan mulai masuk babak baru dengan pergerakan beberapa penggiat organik. Selain Sulistio, beberapa nama yakni Kang Dhani, juga Mas Sapujianto serta Kang Mamat, gencar melakukan pertanian organik di Kuningan.(red)

Berita Budaya Lingkungan Pertanian April 10, 2018