Hot News
25 November 2020

Dakwah Islam dan Konservatisme

oleh : Suhendra*


Dakwah merupakan usaha dalam menyampaikan pesan moral dan nilai keagamaan kepada masyarakat banyak guna memberi pandangan hidup yang lebih baik lagi, tentunya sesuai dengan tuntunan syariah untuk memperoleh kebahagiaan di dunia maupun akhirat. 

Dakhwah islam diperkenalkan oleh Rasulullah 14 abad yang lalu dalam menyiarkan kemuliaan agama islam, baik itu secara sembunyi-sembunyi terhadap orang terdekatnya maupun secara terang-terangan yang mana masa ini penuh ujian penolakan dari kaum quraish. Seruan dakwah diteruskan ke zaman setelahnya, yakni dilanjutkan oleh para sahabat Khulafaur Rasyidin yaitu para pemimpin ummat Islam setelah sepeninggalnya Nabi Muhammad SAW. 

Seiring perkembangan zaman, dakwah islam mulai meluas hingga ke pelosok dunia sebagai gerakan islamisasi. Sampai saat ini, dakwah islam bagai api abadi spiritnya tak pernah padam. Bahkan ada sebagian ulama berpendapat bahwa dakwah dihukumi wajib kifayah, sebagai upaya memutus kemungkaran dan bisa melaksanakan amar ma'ruf nahi munkar. Seruan dakwah ini sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW :

بَلِّغُوا عَنِّى وَلَوْ آيَة

“Sampaikanlah dariku walaupun hanya satu ayat.” (HR. Al-Bukhari) 

Forum dakwah banyak terbentuk diberbagai bidang organisasi maupun komunitas dalam skala besar maupun kecil, sehingga banyak bermunculan berbagai macam karakter da'i. Ada yang penyantun, moderat bahkan bersifat konservatif dan keras. Namun disayangkan kebebasan berdakwah ini lambat laun tereduksi dari nilai awal sebagai seruan keagamaan, tercampuri oleh kepentingan politik demi keuntungan kelompok atau golongan yang mana tidak murni lagi sebagai pesan ketuhanan, hingga terjadilah pengkotak-kotakan antar umat islam sendiri karena ketidakpercayaan satu sama lain. 


Konservatisme Agama

Konservatisme agama dalam hal ini islam adalah pemahaman kolot yang mempertahankan ajaran atau keinginan untuk memelihara doktrin agama selama berabad-abad yang lalu. Berpegang pada kitab suci sebagai rujukan satu-satunya jalan paling benar dan tidak bisa di ubah atau tercampuri. Gerakan ini menolak pembaruan penafsiran meskipun dibarengi jalannya perkembangan modern. Fenomena tersebut muncul ketika dihadapkan pada gejala masyarakat yang menurutnya tidak sesuai dengan ajaran yang di yakini. Seperti menolaknya konsep KB atau “Keluarga Berencana” dimana hal itu di anggap sebagai upaya memutus takdir Allah, tema kesetaraan gender, demokrasi sampai kewajiban jilbab bagi perempuan muslim bahkan diharuskannya tertutup seperti menggunakan cadar sebagai hijab dan lain-lain, hal ini sering diserukan melalui dakwah islam oleh kaum konservatif sebagai penerapan hukum syariah. 

Persepsi tersebut mencerminkan adanya kekhawatiran kelompok penganut agama atau bahkan prasangka buruk terhadap sistem pemerintahan demokrasi yang dianggap tidak islami. Maka gerakan dakwah menjadi jembatan para da'i konservatif dalam mensyiarkan ajaran agama suci, karena bagi mereka islam yang dipelajari dan dipraktekan sebagimana yang difahami oleh golongannya adalah yang paling sempurna dan murni, kendati demikian apa yang disampaikan bisa berupa pesan moral atau ekstrim radikal yang mudah mengkafirkan orang. Gejala ini sering muncul dalam bentuk fundamentalisme agama, memunculkan kebencian terhadap sesuatu yg tidak sefaham, memerangi adanya bid'ah dan khurafat agar kembali pada ajaran islam yang benar secara saklek. 

Sikap fundamental tersebut memang sesuai dengan nash al-quran, namun sangat disayangkan jika memahaminya secara langsung atau sepotong-sepotong tanpa ditafsiri, bagaimana secara konteks menyesuaikan dengan permasalahan hidup saat ini. Dikarenakan al-quran merupakan kitab universal maka harus dikaji dengan pendekatan holistik dan komprehensif, yaitu melihat bagaimana latar belakang sejarahnya, atau kejadian di masa nabi yang mengharuskan menggunakan ayat tersebut dalam al-quran dan dibandingkan dengan kehidupan masa kini. Islam adalah agama rahmat, yang memiliki nilai kehidupan berlaku setiap generasi dan tempat. Sebagaimana sabda Allah SWT :

وَما أَرْسَلْناكَ إِلاَّ رَحْمَةً لِلْعالَمِينَ

“Kami tidak mengutus engkau, Wahai Muhammad, melainkan sebagai rahmat bagi seluruh manusia” (QS. Al Anbiya: 107). 

Kandungan ayat tersebut menggambarkan bahwa islam yang dibawakan oleh nabi Muhammad SAW adalah bentuk kabar gembira. Al-quran sebagai rujukan kehidupan yang berlaku pada setiap zaman, untuk mencapai kedamaian dan kesejahteraan. Jika ajaran islam tidak selaras dengan perkembangan zaman maka islam termasuk agama yang statis tidak mampu menjawab kebutuhan manusia, sedangkan manusia terus berubah dan dinamis.

Praktik dakwah yang concern mengarah pada konservatisme dan pemurnian agama sebagaimana terlihat adalah seperti yang dilakukan oleh para ulama salafi wahabi, menekankan ajarannya selalu berdalih kembali pada al-quran dan as-sunnah. Penyampaian materi ajaranya cenderung mengkafirkan orang yang menurutnya tidak sesuai dengan nash al-quran dan menyinggung aliran-aliran tertentu. Lebih berbahaya lagi jika menggunakan dalil-dalil secara serampangan yang menghalalkan darah manusia tanpa melakukan klarifikasi dan tabayun.

Kasus yang lain, dakwah agama dimanfaatkan sebagai kepentingan politik, bahkan tak ayal sering ditunggangi oleh para elit politikus, menggerakan masa ummat demi mencapai kekuasaan. Begitupun pemimpin agama berpotensi memanfaatkan ketaatan umat itu sendiri untuk memenuhi hasrat egoisme, meski melakukan perbuatan yang justru bertentangan dengan nilai agama. Fenomena ini seakan menjadi mafhum masyarakat sebagai konsumsi rohani, ada pula yang hanya ingin ikut kelompok tersebut terpenting seruannya adalah berasal dari tokoh agama yang diikuti. Pada akhirnya terjadi kedangkalan berfikir, lahirnya konservatisme beragama, perpecahan umat tidak mau menerima atau mempelajari ideologi lain untuk menambah khazanah keilmuan. Bahkan dengan doktrin faham golongannya tidak sedikit orang memunculkan ketidaksukaan terhadap negara, menentang konstitusi sebab tidak sesuai dengan hukum syariat islam dan lain-lain.


*Penulis adalah Sarjana Filsafat, dan seorang pembimbing di Asrama ITUS Kuningan.


  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 comments:

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar...
- Harap sesuai dengan Konten
- Mohon Santun
Terimakasih Telah Memberikan Komentar.

Item Reviewed: Dakwah Islam dan Konservatisme Rating: 5 Reviewed By: SuaraKuningan