Hot News
11 Maret 2022

Dari SUPERSEMAR, SUPERPETRUK sampai SUPERSAMAR



oleh : Maulana Yusuf


Berawal dari 9 maret 1966, pengusaha terkaya saat itu Dasaat dan Hasyim Ning menemui Presiden Soekarno umtuk membujuk segala urusan kekuasaan kepemerintahan sehari-hari diserahkan kepada Soeharto. Mereka berdua diutus oleh Ratu Alamsyah Prawiranegara yang dibekali draf keterangan, tetapi Soekarno murka sampai melempar asbak yang didekatnya. Hingga pada tanggal 11 maret 1966, Soekarno melantik Kabinet Dwikora tetapi batal karena mahasiswa berdemo didepan istana, yang lebih mengerikan lagi, demo tersebut didukung dan dikawal oleh Kostrad yang dipimpin oleh Kemal Idris. 

Ketiga jenderal (Brigjen M. Jusuf, Brigjen Amir Machfud dan Mayjen Basoeki Rahmat) menemui Presiden Soekarno di Istana Bogor untuk mengeluarkan surat perintah. Setibanya di Istana  Bogor jam 12.00 WIB, mereka menunggu tidur siang Bung Karno sampai jam 14.30 WIB. Ketiga jenderal tersebut mendesak agar Soekarno mengeluarkan Surat Perintah dan M. Jusuf memohon untuk menyetujuinya dan Soekarno terpaksa menandatangi Surat Perintah Tersebut.

Sore menjelang malam, 3 Jenderal (Brigjen M. Jusuf, Brigjen Amir Machfud dan Mayjend Basoeki Rahmat) menemui Soeharto karena tidak mengikuti rapat dikediamannya di Jl. Agus Salim (Sekarang Jl. Cendana) untuk mengantarkan Surat Perintah yang di tandatangani oleh Soekarno.

Ke esokan harinya 12 Maret 1966, Soeharto langsung membubarkan PKI yang membuat Soekarno menganggap bahwa Supersemar itu disalahgunakan oleh Soeharto sebagai dalih pengambilalihan kekuasaan hingga tanggal 14 maret 1966 Soekarno tidak mendapatkan kekuasaannya karena masyarakat lebih percaya terhadap Soeharto dan TNI yang berimbas pembubaran Tjakrabirawa pada tanggal 28 Maret 1966.

Supersemar dimanfaatkan oleh Soeharto untuk mengalihkan kekuasaan yang hingga akhirnya pada tanggal 12 Maret 1967 Soeharto dilantik sebagai Pejabat Presiden dan 27 Maret 1968 barulah diangkat menjadi Presiden RI ke-2.

Dalam berjalannya waktu diketahui CIA terlibat dalam pengkudetaan tersebut  karena CIA tidak menyukai Soekarno dekat dengan Uni Soviet, karena saat itu Perang Dingin sedang terjadi antara Blok Barat (AS) dengan Blok Timur (US).

Supersemar ini memiliki beberapa versi, yaitu Versi PUSPENAD (1 Lembar), Sekretariat Negara (2 Lembar), Akademi Kebangsaan (1 Lembar) dan Copyan Brigjen M. Jusuf (2 Lembar). Sampai hari ini, dari ke 4 versi tersebut tidak ada yang mengetahui keberadaan dan kebenaran naskah tersebut. Tetapi mungkin saja, naskah copyan Brigjen M. Jusuf bisa jadi asli, karena memang beliau orang yang terakhir memegang, mengcopy dan melihat naskah supersemar tersubut ditandatangani oleh Presiden Soekarno.


  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 comments:

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar...
- Harap sesuai dengan Konten
- Mohon Santun
Terimakasih Telah Memberikan Komentar.

Item Reviewed: Dari SUPERSEMAR, SUPERPETRUK sampai SUPERSAMAR Rating: 5 Reviewed By: SuaraKuningan