Hot News
22 Agustus 2025

Bullying Berakhir Tragis


Oleh: Sumiati  (Aktivis Dakwah Muslimah)

Masyarakat Garut digegerkan dengan ditemukannya sosok tak bernyawa. Seorang siswa SMA berinisial P (16) yang duduk di kelas 10 di salah satu sekolah di Garut ditemukan tak bernyawa di rumahnya pada senin (14/7/2025). Diduga, penyebabnya karena depresi berat yang dipicu perundungan (bullying) yang dialami selama ini di sekolah. 

Kasus ini menjadi viral setelah orang tua korban menceritakan apa yang dialami anaknya di media sosial. Dalam curhatan itu orang tua korban menceritakan (P) kerap mengalami kekerasan fisik dan pengucilan sosial di sekolahnya. Bahkan muncul dugaan keterlibatan guru yang makin memperburuk kondisi psikologis korban. 

Bullying merupakan masalah serius yang kerap terjadi di lingkungan pendidikan. Tindakan ini bukan hanya berdampak buruk pada korban, tetapi juga menciptakan lingkungan yang tidak kondusif bagi seluruh peserta didik. 

Sebagai orang tua dan sebagai tenaga pendidik dan juga masyarakat umum, penting untuk memahami berbagai faktor yang menyebabkan terjadinya bullying di dunia pendidikan. 
Terdapat beberapa faktor yang menjadi penyebab bullying. Pertama, pengaruh lingkungan keluarga. Keluarga memiliki peran besar dalam membentuk perilaku anak. Anak yang tumbuh dalam lingkungan yang penuh kekerasan atau kurang perhatian cenderung memiliki risiko lebih tinggi untuk menjadi pelaku bullying. 

Kedua, kurangnya pendidikan karakter di sekolah.
Sekolah sebagai institusi pendidikan memiliki peran penting dalam membentuk moral  peserta didik. Akan tetapi, kurangnya pendidikan karakter yang menekankan nilai-nilai, seperti empati, toleransi, dan saling menghormati bisa menjadi pemicu perilaku bullying. 

Ketiga, pengaruh sosial media. Di era digital saat ini, media sosial menjadi salah satu faktor utama yang memperburuk kasus bullying, terutama cyber bullying. Aktivitas yang ditawarkan oleh platform media sosial membuat pelaku merasa lebih aman untuk melakukan bullying tanpa rasa takut. 

Keempat, rendahnya pengawasan di sekolah. 
Sistem pengawasan yang lemah di sekolah sering kali membuat tindakan bullying tidak terdeteksi, ketika guru atau pihak sekolah tidak memberikan perhatian yang cukup terhadap interaksi antar siswa. 

Kelima, kurangnya penegakan atau aturan dan sanksi yang tegas. Sekolah yang tidak memiliki kebijakan tegas terhadap tindakan bullying atau tidak memberikan sanksi yang jelas kepada pelaku cenderung meningkatkan frekuensi bullying.
Untuk itu, penting bagi setiap sekolah memiliki aturan yang tegas dan jelas dalam menangani kasus bullying. 

Keenam, tekanan sosial berupa kebutuhan untuk diterima oleh lingkungan. Anak-anak terutama pada masa remaja seringkali merasa tertekan untuk memenuhi standar sosial tertentu. Mereka yang dianggap tidak sesuai dengan tren kebanyakan atau yang 'berbeda' dari segi penampilan, status sosial, atau kemampuan akademik sering menjadi sasaran bullying. 

Anak yang mengalami bullying di sekolah dapat merasakan berbagai efek negatif baik secara fisik maupun mental. Dampak jangka pendeknya termasuk masalah kesehatan mental, seperti kecemasan, depresi, dan stress. 

===
Pandangan Islam
===

Dalam pandangan Islam bullying merupakan perbuatan tercela dan dilarang karena bertentangan dengan nilai-nilai dasar agama, seperti kasih sayang, keadilan, dan penghormatan terhadap sesama. Bullying dianggap sebagai tindakan zalim yang dapat merugikan orang lain, baik secara fisik maupun psikologis.

Hari ini, masyarakat hidup dalam tatanan sosial yang sejak awal menanamkan tekanan ketimpangan dan krisis nilai. Di sinilah tampak bahwa sistem sekular kapitalis telah gagal membentuk generasi yang kuat secara mental maupun spiritual. 
Sistem ini secara sadar memisahkan agama dari urusan kehidupan. Agama dianggap cukup jika hadir di ruang privat sementara urusan pendidikan dijalankan berdasarkan logika materi dan kepentingan pasar. Akibatnya, nilai-nilai spiritual dan moral tercerabut dari ruang publik tempat generasi dibentuk.

Dalam Alquran surat al-Hujurat ayat ke 11 Allah berfirman,
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki mencela kumpulan yang lain, boleh jadi yang dicela itu lebih baik dari mereka. Dan janganlah pula sekumpulan perempuan mencela kumpulan yang lainnya, boleh jadi yang dicela itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan janganlah memanggil dengan gelar yang mengandung ejekan."

Islam menjadikan sistem pendidikan tegak di atas asas aqidah Islam. Sistem ini akan menyiapkan anak memasuki tahapan mukallaf (terbebani hukum syariat) pada saat baligh. Pendidikan ini menjadi tanggung jawab keluarga masyarakat dan negara sebagai pihak yang paling bertanggung jawab dalam menyusun kurikulum pendidikan dalam semua level. Bahkan, negara memiliki kurikulum pendidikan untuk diterapkan dalam keluarga. Semua untuk mewujudkan generasi yang memiliki kepribadian Islam. 

Selain itu, syariat Islam akan menjadi pelindung bagi yang dianiaya. Ketakwaan kolektif masyarakat akan menjaga agar tindak bullying bisa diketahui lebih awal untuk dicegah. Rasulullah SAW bersabda"seorang muslim adalah saudara bagi Muslim lainnya, dia tidak menzaliminya dan tidak membiarkannya disakiti. 

Demikian juga sekolah dan masyarakat harus menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi semua individu. Ini termasuk memastikan adanya mekanisme pengaduan dan dukungan bagi korban bullying. Keterlibatan orang tua dan guru juga sangat dibutuhkan. Orang tua dan guru memegang peran penting dalam mencegah dan mengatasi bullying.mereka perlu mengajarkan anak-anak tentang nilai-nilai Islam yang menghormati sesama dan memberikan dukungan kepada anak-anak yang mengalami bullying. 

Generasi muda Islam harus kita selamatkan dari semua bentuk bullying yang meresahkan ini. Tentu saja, untuk menyelamatkan generasi tak cukup hanya dengan peran orang tua dan peran dunia pendidikan saja. Butuh pula kontrol masyarakat dan peran penting negara dalam menerapkan sistem Islam secara sempurna. 

Negara harus mampu memberantas bullying sampai ke akar-akarnya, sekaligus memberlakukan sanksi tegas sesuai syariat Islam kepada para pelakunya.  Hanya negara dalam sistem Islam, yakni daulah Khilafah islamiyah yang mampu melakukan itu semua. 

Harus kita sadari bahwa anak-anak yang taat kepada Allah SWT akan lahir dari orang tua yang taat pula. Alhasil mari perbaiki diri kita sebagai orang tua berusaha untuk lebih taat kepada Allah dalam seluruh aktivitas kita. Terus belajar Islam kafah dan ikut serta dalam upaya memperjuangkan penerapannya. Tak lupa mari kita terus mendoakan anak-anak kita semoga mereka menjadi anak-anak yang saleh dan salehah dan senantiasa terlindung dari berbagai hal yang akan membahayakan mereka.
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 comments:

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar...
- Harap sesuai dengan Konten
- Mohon Santun
Terimakasih Telah Memberikan Komentar.

Item Reviewed: Bullying Berakhir Tragis Rating: 5 Reviewed By: SuaraKuningan