Hot News
10 April 2021

Digitalisasi Desa Wisata, Mampukah Sejahterakan Masyarakat?


Oleh : Fathimah Salma
Pengelola Home Schooling Mandiri

Sebanyak 70 Desa Wisata di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, pada hari Senin 15 maret 2021, diundang khusus oleh Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kuningan, dalam rangka Sosialisasi Membangun Desa Wisata Berbasis Digital, yang bertempat di Aula Gedung C Lantai 3, Kampus STKIP Muhammadiyah Kuningan (news.upmk.ac.id, 20/3/2021)

Hal itu dilakukan demi memajukan potensi desa, yang pada kenyataannya banyak desa maju karena adanya pendampingan serius dari para akademisi. Sehingga diharapkan STKIP Muhammadiyah Kuningan, bisa menjadi katalisator guna mewujudkan pemberdayaan masyarakat menuju desa digital. Demikian seperti yang dituturkan oleh kepala dinas pemuda Olahraga dan Pariwisata. Bahkan rencananya Disporapar akan mengundang seluruh desa yang ada di Kabupaten Kuningan, untuk mendapatkan penjelasan yang sama tentang pentingnya pemahaman menciptakan desa digital. 

Hal ini sejalan dengan rencana besar negeri ini dalam memasuki era revolusi industri 4.1, yang membuat negeri ini bergiat menempuh proses adaptasi. Melalui tajuk transformasi digital, Presiden Jokowi menetapkan berbagai rencana strategisnya demi mewujudkan tujuan besarnya mecapai kekuatan ekonomi dunia. Mengejar berbagai ketertinggalan. Indonesia harus berani memiliki mimpi yang besar. Demikian kata Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate. 

Pemerintah terus mendorong masyarakat untuk segera mampu meningkatkan pemanfaatan teknologi digital. Mengingat dalam tahap revolusi industri yang keempat ini, disrupsi teknologi digital semakin masif. Seperti yang dikatakan Pak mekominfo bahwa berbeda dengan tahap revolusi industri sebelumnya, di tahap ini teknologi dan sistem digital seperti artificial inteligent, cloud coumputing, dan internet of things, dimanfaatkan sebagai alat untuk membantu aktivitas sehari-hari (kominfo.go.id, 10/4/2020)

Kini teknologi digital seakan hadir untuk menyelesaikan permasalahan dan tantangan sosial ekonomi dalam masyarakat. kondisi demikian menjadikan manusia, benda, juga sistem yang ada menjadi sangat terhubung dalam suatu ruang cyber. 

Menteri Kominfo menyatakan era disrupsi digital menjadikan teknologi informatika dan telekomunikasi sebagai hal yang sangat signifikan tidak hanya dalam kehidupan masyarakat tetapi juga dalam hal perkembangan ekonomi negara.

Melihat potensi yang besar di sektor komunikasi dan informatika  membuat semua elemen bergantung pada solusi teknologi digital, Menteri Johnny menyampaikan bahwa Presiden Joko Widodo telah memberikan arahan terkait akselerasi transformasi digital Indonesia melalui 5 mandat percepatan transformasi digital, diantaranya : pertama adalah percepatan perluasan akses internet peningkatan dan pembangunan infrastruktur digital, kedua, mempersiapkan roadmap transformasi digital di sektor sektor strategis meliputi sektor pendidikan, kesehatan, ekonomi, pertahanan, keamanan dan sebagainya. Ketiga, integrasi dan pembangunan pusat data nasional dipercepat. Keempat, melengkapi regulasi skema-skema pendanaan dan pembiayaan transformasi digital. Dan, kelima, mempersiapkan kebutuhan sumber daya manusia atau digital.

Upaya ini terus dilakukan hingga menjangkau desa yang merupakan wilayah paling bawah di suatu negara. Yang menarik lagi jargon desa wisata yang mendahului jargon desa digital, juga merupakan jargon yang sudah lama diaruskan di negeri ini. Bahkan di Kuningan sudah lama berbenah membangun desa wisata. Ini pun sudah lama diklaim akan menjadi tumpuan kemajuan ekonomi. Dan kini seiring dengan upaya transformasi digital, pemerintah melakukan kolaborasi kedua jargon tersebut. Desa wisata berbasis digital. 

Berbagai Konsep dan strategi untuk mewujudkan kemajuan masyarakat adalah hal yang harus lekat pada pemerintah. Berbagai bentuk perkembangan tekhnologi yang mendukung semua itu, juga merupakan hal yang harus dimiliki. Hanya saja jika yang terjadi hanya sebatas adaptasi dan transformasi teknologi, apakah bisa jamin kemajuan itu terwujud? Apakah bisa jamin kekuatan ekonomi itu terwujud? Apalagi ditambah pemajuan ekonomi hanya fokus kepada sektor wisata, sementara sektor strategis lainnya seperti sumber daya alam di negeri ini yang notabene melimpah diabaikan. Bagaiman negara hingga desa akan mengalami kemajuannya?

Seperti diketahui narasi yang mengiringi semua itu adalah narasi adaptasi dan transformasi juga narasi wisata. Adaptasi yang berarti penyesuaian, menjadikan negeri ini masuk sistem yang sebetulnya sudah by design. Begitu juga transformasi yang berarti hanya melakukan perubahan Karena terjadi perubahan era industri 4,1 yang dimotori kaum kapital Barat, menjadikan negeri ini juga masuk dalam sistem by design. Dan wisata yang berarti pemajuan ekonomi hanya bertumpu pada sektor wisata, menjadikan negeri ini abai pada kekayaan Sumber Daya Alamnya yang melimpah yang ternyata dari hulu ke hilir sudah dikuasai oleh para kaum kapital. 

Sehingga apapun narasi atau jargon yang seolah bagus yang mengiringi berbagai proyek pembangunan, tetap masuk dalam perputaran sistem dunia yang dimotori oleh kaum kapital dunia. Tentu saja jeratan kapitalisasi dalam semua aspek menjadi tujuan utamanya. Maka jelas kemajuan yang diperoleh pun sejatinya hanya untuk kaum kapital Barat. Sebaliknya negeri ini yang didesain sebagai negara "pembebek", akan tetap menjadi pembebek, diperas keringatnya, dipelihara sebagai mesin ekonomi mereka yang akan terus memutar pundi-pundi kapitalnya kaum kapital Barat. 

Lihat saja dalam dunia teknologi Komunikasi, berbagai aplikasi dari mulai Google, Facebook, Instagram, WhatsApp, dan lain-lain adalah sejatinya aplikasi yang diciptakan mereka untuk menyerap kapital. Semua itu adalah teknologi yang sejatinya diciptakan nya untuk lebih memudahkan menyerap kapital. Jadi bagaimana mungkin negeri ini yang hanya sebatas pengguna aplikasi tersebut bisa mengalami kemajuannya?

Kemajuan dan kekuatan ekonomi suatu negara sejatinya hanya bisa diwujudkan ketika negara tersebut lepas dari jeratan kaum kapital yang berideologikan kapitalis sekuler menuju dekapan ideologi Islam. 

Ideologi Islam yang diturunkan oleh Sang Pemilik Bumi, telah menetapkan seperangkat aturan yang merupakan suatu sistem yang sempurna. Kesempurnaannya ibarat sebuah bangunan yang sangat kokoh, yang tidak ada celah sedikitpun bagi aturan selain nya. Seperangkat aturan ini didesain langsung oleh Nya untuk mengelola bumi ini demi terciptanya rahmat bagi sekalian alam. 

Salah satu indikator rahmat adalah terciptanya kemajuan, kemandirian bahkan ketentraman. Islam menetapkan bahwa pemimpin adalah sebagai penggembala dan perisai, dengannya ditetapkan pemimpin harus terus berusaha mengurusi urusan-urusan masyarakat mewujudkan kemaslahatan-kemaslahatannya. Pemimpin harus menjalankan roda kepemimpinannya hanya berorientasi pada terwujudnya kemaslahatan masyarakat. Sampai pun harus menguasai teknologi dan inovasi dalam berbagai bidang. Pemimpin bahkan akan terus mensupport berbagai kemajuan dalam teknologi ini dari mulai mensupport proses edukasi dan berbagai penelitian pengembangan. 

Islam pun menetapkan berbagai bentuk inovasi dan teknologi yang diciptakan, adalah uslub (cara) yang dipakai untuk mewujudkan kemaslahatan masyarakat. Dengannya tercipta kemudahan-kemudahan masyarakat dalam mengakses berbagai hal yang bisa menutupi berbagai kebutuhannya. 

Islam menetapkan semua itu hanya semata untuk mewujudkan kemaslahatan masyarakat, bukan untuk mengeruk kapital seperti halnya dalam sistem kapitalis sekuler.

Demikian juga, dalam memajukan ekonomi, Islam menetapkan negara untuk mampu mengelola semua sumberdaya alam yang diciptkannya untuk menciptakan berbagai kemaslahatan. Islam mengharamkan seluruh sumberdaya alam diberikan pada swasta atau asing. 

Wallahu a'lam bishshowab.
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 comments:

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar...
- Harap sesuai dengan Konten
- Mohon Santun
Terimakasih Telah Memberikan Komentar.

Item Reviewed: Digitalisasi Desa Wisata, Mampukah Sejahterakan Masyarakat? Rating: 5 Reviewed By: SuaraKuningan