Hot News
9 Desember 2025

Bencana Sumatera Bukti Bahaya Perusakan Alam dalam Sistem Kapitalisme


Penulis:Nanih Nurjanah
Dari Komunitas Muslimah Coblong

Sejumlah tokoh yang pernah terlibat dalam Pemulihan Aceh-Nias menilai bencana banjir dan longsor yang melanda Sumatera pada akhir 2025 memiliki skala kerusakan yang melampaui tsunami Aceh 2004.

Mantan Direktur Hubungan Luar Negeri dan Donor BRR Aceh-Nias Heru Prasetyo mengatakan, kompleksitas bencana kali ini jauh lebih berat. Sebab, yang dihadapi bukan bukan sekadar bencana alam, tetapi juga krisis lingkungan dan dampak berlapis lainnya.

Bencana Sumatera ini merupakan kombinasi dari tsunami Aceh, Covid-19, Lapindo, dan perubahan iklim,” ujar Heru dalam Sarasehan Daring Pemulihan Andalas bertajuk Pembelajaran dari Aceh-Nias: Rekoleksi Pengetahuan di Jakarta, Sabtu (6/12/2025).

“Air bah ini mungkin datang karena hujan...
tapi gelondongan kayu tidak pernah jatuh dari awan.
Setiap batang yang hanyut di sungai ini,
adalah jejak dari pohon yang pernah berdiri tegak, 
memberi hidup, memberi teduh, menjaga bumi dari amukannya sendiri.
 
Hari ini kita melihat sungai berubah menjadi jalan raya kayu. Bukan karena alam berubah,tetapi karena manusia mengubah apa yang seharusnya dijaga. Beginilah ketika hutan ditebang karna ketamakkan bukan karna kebutuhan.
 
Allah SWT berfirman:
ظَهَرَ ٱلْفَسَادُ فِى ٱلْبَرِّ وَٱلْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِى ٱلنَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ ٱلَّذِى عَمِلُوا۟ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan oleh ulah manusia, supaya Allah menimpakan kepada mereka sebagian dari akibat perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar) (TQS ar-Rum [30]: 41).

Bencana banjir yang melanda Sumatera datang sebagai akibat dari kebijakan yang merusak lingkungan, yakni deforestasi secara besar-besaran. Data GFW (Global Forest Watch) mengungkap sebanyak 10,5 juta hektare hutan di Indonesia hilang sepanjang 2002-2023. Padahal hutan primer tropis merupakan ekosistem paling kaya, stabil dan bermanfaat untuk menahan curah hujan. Akan tetapi, kini area seluas itu paling terdampak akibat praktik ekspansi lahan serta tekanan aktivitas manusia.

Hancurnya hutan di tanah air disebabkan oleh kebijakan negara yang menyimpang dari tuntunan syariah Islam. Negara mengobral banyak kawasan tersebut kepada swasta baik untuk pertambangan, penebangan dan pembukaan lahan perkebunan sawit.

Sikap penguasa saat ini seperti lamban dalam menangani permasalahan pernasalahan yang terjadi. Penguasa & pengusaha kerap kongkalikong utk menjarah hak milik rakyat atas nama pembangunan. terkait sistem yg rusak ini melahirkan penguasa zalim.

Inilah efek dari negara yang meninggalkan hukum Allah atau sistem Islam dalam pengelolaan lingkungan. Masyarakat yang menderita, sedangkan pengusaha dan penguasa yang menikmati hasil hutannya.Tanpa memperhatikan bahaya nyata akibat kerusakan lingkungan terlebih pembukaan lahan hutan secara besar besaran.

Islam dalam Al Qur'an telah mengingatkan bahwa kerusakan di bumi akibat ulah manusia. Dari sini, sebagai wujud keimanan, umat Islam harus menjaga kelestarian lingkungan.

Negara dalam sistem Islam harus menggunakan hukum Allah dalam mengurusi semua urusannya, termasuk tanggung jawab menjaga kelestarian alam dengan menata hutan dalam pengelolaan yang benar.

Negara juga siap mengeluarkan biaya untuk antisipasi pencegahan banjir dan longsor, melalui pendapat para ahli lingkungan.

Hanya dengan hukum Allah, negara dapat meminimalisir terjadinya banjir dan longsor yang menyengsarakan rakyat. 

Khalifah sebagai pemegang mandat dari Allah akan fokus setiap kebijakannya mengutamakan keselamatan umat manusia dan lingkungan dari dharar.

Khalifah akan merancang blue print tata ruang secara menyeluruh, melakukan pemetaan wilayah sesuai fungsi alaminya, tempat tinggal dengan semua daya dukungnya, industri, tambang, dan himmah. Sistem islam tidak terpaku pada keuntungan semata tapi juga menjaga kelestarian alam semesta.

Dari semua peristiwa bencana semua terjadi bukan hanya karena kejadian alam tapi semua di pelopori ulah tangan manusia yang tidak bertanggung jawab.Oleh karena itu sudah saatnya kita mengganti sistem kapitalis ke sistem islam yang tentunya akan membawa kemaslahan bagi alas semesta beserta isinya. (Sumber: SindoNews)***
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 comments:

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar...
- Harap sesuai dengan Konten
- Mohon Santun
Terimakasih Telah Memberikan Komentar.

Item Reviewed: Bencana Sumatera Bukti Bahaya Perusakan Alam dalam Sistem Kapitalisme Rating: 5 Reviewed By: SuaraKuningan