Hot News
30 Oktober 2020

Menyibak Hikmah Dibalik Maulid Sang Khodimul Ummah

oleh : Coach Ari (FB. Ari M. Ridwan) ( IG; @Ari M. Ridwan)

(Trainer Amco / Leadership Trainer / Kepala Bagian Pembinaan Pondok Pesantren Terpadu Al-Multazam / Konsultan Permasalahan Pelajar dan Pemuda / Trainer Muda Kuningan / Mahasiswa Semester Akhir Pasca Sarjana Uniku Prodi Magister Manajemen / Instruktur Senam Kebugaran / Penulis Buku “Kembali Kepada Fitrah” dan “Cara Emas Mengelola Santri di Tempat 3MAS”) 


Selagi masih suasana Rabiul Awal, baiknya kita mengenal salah satu kelebihan Rasulullah dibandingkan para Nabi dan Rasul lainnya yang disebutkan dalam Al-Quran, tepatnya surat Thaha ayat 83-84. Begini isinya,

وَمَا أَعْجَلَكَ عَنْ قَوْمِكَ يَا مُوسَىٰ . قَالَ هُمْ أُولَاءِ عَلَىٰ أَثَرِي وَعَجِلْتُ إِلَيْكَ رَبِّ لِتَرْضَىٰ

Allah berfirman, "Mengapa kamu datang lebih cepat daripada kaummu, hai Musa?"

Musa menjawab, "Itu mereka sedang menyusuli aku, adapun aku bersegera kepada-Mu wahai Tuhanku, supaya Engkau ridha kepadaku."

Ayat ini menceritakan Nabi Musa dan kaumnya yang berjalan menuju bukit Tursina, namun Nabi Musa berjalan cepat sehingga kaumnya tertinggal di belakang. Kecepatan langkah itu tidak lain perbuatan Nabi Musa bersegera dalam melaksanakan perintah Allah, tujuannya agar Allah senang (ridha) dengan perbuatan tersebut. Memang ayat ini belum menunjukkan keutamaan Rasulullah. Namun perhatikanlah sekali lagi bahwa akhir ayat tersebut litardho mengandung arti, supaya Allah ridha kepada Nabi Musa. Sekarang kita bandingkan dengan surat Ad-Dhuha ayat 5.

وَلَسَوْفَ يُعْطِيكَ رَبُّكَ فَتَرْضَىٰ

"Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, supaya kamu ridha kepada Tuhanmu.’’

Akhir ayat di atas mirip seperti sebelumnya yaitu fatardho namun memiliki arti yang berbeda. Karena pada ayat ini justru berarti supaya Nabi Muhammad ridha kepada Allah. Seperti apa perbedaan kedua ayat tersebut? Jelas berbeda sekali. Pada kisah Nabi Musa yang terjadi adalah Nabi Musa melakukan suatu perbuatan, lalu ia ingin agar perbuatannya membuat Allah senang dan ridha kepadanya. 

Sedangkan pada kisah Nabi Muhammad, yang terjadi adalah Allah memberikan aneka pemberian, lalu Allah ingin agar pemberian-Nya membuat Nabi Muhammad senang dan ridha kepada-Nya. Hal ini merupakan bentuk penghargaan dari Allah kepada Rasul terbaiknya tersebut. 

Bagi setiap hamba yang saleh, Allah akan ridha kepada mereka dan mereka juga ridha kepada Allah. Namun, ketika disebut bahwa Allah lebih dulu ingin supaya Nabi Muhammad ridha kepada-Nya, semata-mata untuk menunjukkan bahwa Allah memuliakan Nabi Muhammad. Sehingga kita harus berusaha membela kehormatan Rasūlullah dari hinaan musuh-musuhnya dengan menguatkan persatuan ummat Islam dalam berbagai bidang kehidupan khususnya politik, ekonomi, dakwah, dan pendidikan.

Kita harus menyadari bahwa setiap Nabi memiliki musuhnya, baik dari kalangan jin maupun manusia, sebagaimana Surat Al-An’am [6] ayat 112:

وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيَاطِينَ الْإِنْسِ وَالْجِنِّ

“Dan demikianlah, Kami (Allah) telah menetapkan setiap Nabi itu (selalu) mempunyai musuh dari kalangan syetan manusia dan jin…”

Viralnya penghinaan terhadap Rasul akhir-akhir ini, merupakan salah satu bukti bahwa ada yang tidak menyukai bahkan ‘memusuhi’ Rasulullah. Adanya orang-orang yang memusuhi Rasūlullah tentunya dikarenakan banyak sebab, seperti kurangnya pengenalan mereka termasuk mengenali kelebihan Nabi Muhammad seperti yang disampaikan di atas, dan terbatasnya informasi mereka akan pribadi Rasulullah yang mulia dan terpuji. Boleh jadi juga karena disengaja untuk kepentingan hegemoni politik mereka agar cahaya Islam padam di negeri-negeri mereka.

Di moment ini, Rabi’ul Awwal 1442 H yang di dalamnya ada peringatan maulid Nabi Muhammad saw, umat Islam harus bisa menemukan hikmah untuk menjadikan momentum ini menjadi momentum yang tepat untuk mewujudkan kecintaan kita kepada Rasūlullah saw. Diantara hikmah yang bisa kita dapatkan, antara lain

1. Bersholawat untuk Rasulullah. peringatan maulid nabi mendorong kita semua untuk senantiasa menghadirkan dan memperbanyak sholawat pada Baginda Rasulullah, sesuai dengan surat Al-Ahzab ayat 56 yang artinya “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya”.

2. Waktu belajar. Kehadiran sosok yang menjadi suri teladan bagi umat Islam sebagaimana yang difirmankan Allah SWTdi dalam surat Al-Ahzab ayat 21 yang artinya, “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah", harusnya menjadi motivasi tersendiri untuk terus belajar menjadi orang yang benar seperti Rasulullah saw.

3. Menumbuhkan kecintaan pada Rasulullah. Maulid nabi juga dapat menjadi momentum untuk meneguhkan kembali rasa cinta pada Nabi Muhammad saw dengan mengikuti ajarannya. Mencintai Nabi Muhammad juga berarti mencintai Allah SWT seperti tertera dalam surat Ali Imran ayat 31 yang artinya, “Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu". Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

4. Meneladani Nabi Muhammad saw. Momentum peringatan maulid nabi juga bukan sekadar peringatan secara seremonial, tapi harus muncul motivasi yang disertai aksi dalam meneladani perilaku dan juga perbuatan Nabi Muhammad dalam semua aspek kehidupan dan aktualisasi diri.

5. Melanjutkan perjuangan Nabi Muhammad saw. Hikmah maulid nabi juga berarti melanjutkan perjuangan dan misi Nabi Muhammad saw dengan mengikuti Alquran dan sunah. Mengamalkan Alquran dan sunah dapat menjadi panduan dan juga menyempurnakan keislaman.

Jadikan peringatan maulid nabi sebagai momentum untuk memperbaiki akhlak dengan meniru perilaku Nabi Muhammad dan juga menambah keimanan kepada Allah SWT.


  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 comments:

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar...
- Harap sesuai dengan Konten
- Mohon Santun
Terimakasih Telah Memberikan Komentar.

Item Reviewed: Menyibak Hikmah Dibalik Maulid Sang Khodimul Ummah Rating: 5 Reviewed By: SuaraKuningan