SuaraKuningan (SK).-
Sejumlah 850 penjamah makanan dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di wilayah Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kualitas dan standar keamanan pangan pada layanan Makan Bergizi Gratis (MBG) dengan mengikuti Bimbingan Teknik (Bimtek) yang diselenggarakan oleh Badan Gizi Nasional (BGN) melalui Direktorat Penyediaan dan Penyaluran Wilayah II.
Bertempat di Hotel Tirta Sanita Kuningan, pelaksanaan bimtek pada tanggal 18-19 Oktober 2025 ini dibuka oleh Muhammad Suhud, S.Ap., M.A dari Biro Umum dan Keuangan BGN.
Dalam sambutannya, Muhamad Suhud menyatakan, “Peningkatan pengetahuan dan keterampilan seluruh penjamah pangan SPPG di Kabupaten Kuningan, termasuk membangun kesadaran akan pentingnya higienitas dan keamanan ini, untuk meningkatkan kualitas penyediaan MBG sehingga ke depan terbebas dari Kejadian Luar Biasa (KLB) keracunan pangan di masyarakat.”
Lebih lanjut disampaikan Muhamad Suhud bahwa BGN berupaya meningkatkan tata kelola MBG melalui penyediaan infrastruktur SPPG dan dilengkapi dengan SOP, pedoman, panduan pelaksanaan MBG yang dimonitoring, dievaluasi, dan terus dilakukan perbaikan secara berkelanjutan.
Kegiatan ini turut menghadirkan pemateri dari para pakar terkait dan pimpinan instansi daerah, yaitu Arief Nugroho, S.Farm., Apt., M.KM. (BPOM), dr. Edi Martono, MARS (Kepala Dinas Kesehatan) bersama Idik Sidik, S.KM., M.AP (Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes), Ir. Usep Sumirat (Kepala Dinas Lingkungan Hidup), Abidin, S.Pd, M.Si (Kabid Pembinaan SMP Dinas Pendidikan), Sri Suryana, S.KM. (Ketua PERSAGI Kuningan), serta Wisnu Wardana (Kareg Jabar).
Pelaksanaan Bimtek Penjamah Pangan SPPG di Kabupaten Kuningan ini merupakan bagian dari rangkaian bimtek yang diselenggarakan oleh Direktorat Penyediaan dan Penyaluran Wilayah II BGN secara serentak di 34 kabupaten/kota pada tanggal 18–19 Oktober 2025 dengan melibatkan partisipasi masif sekitar 30.000 peserta.
Direktur Penyediaan dan Penyaluran Wilayah II BGN, Dr. Nurjaeni, Ph.D, dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan implementasi dari Rencana Kerja BGN Tahun 2025 serta menjadi langkah strategis pemerintah untuk memperkuat ketahanan gizi nasional melalui peningkatan mutu pelayanan SPPG dalam pelaksanaan program MBG.
“Melalui bimtek ini, kami ingin memastikan bahwa setiap penjamah makanan memiliki kompetensi dan keterampilan yang memadai dalam seluruh tahapan penyediaan makanan bergizi — mulai dari pemilihan bahan, pengolahan, hingga distribusi kepada penerima manfaat,” ujar Dr. Nurjaeni.
Dalam arahannya, Direktur menegaskan sepuluh langkah strategis peningkatan layanan MBG yang mencakup aspek teknis, manajerial, dan kualitas pelayanan, antara lain: penempatan 5.000 chef profesional dari Indonesian Chef Association (ICA) di SPPG baru untuk transfer pengetahuan dalam pengolahan makanan bergizi dan aman, penambahan tenaga ahli gizi agar pendampingan gizi lebih optimal, pelaksanaan rapid test food berkala oleh Balai POM guna menjamin keamanan pangan, penerapan wajib Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS) bagi setiap SPPG, pemanfaatan platform LMS Plataran Sehat Kementerian Kesehatan untuk pembelajaran daring bagi tenaga pelaksana, dan kepatuhan terhadap Standard Operating Procedure (SOP) sebagai dasar tata kelola layanan yang profesional dan akuntabel.
Direktur menambahkan bahwa menjadi penjamah makanan bukan hanya tugas teknis, tetapi juga tugas sosial dan ibadah dalam menyediakan asupan bergizi bagi anak-anak Indonesia menuju Generasi Emas 2045. “Dari dapur SPPG inilah kita menyiapkan generasi cerdas, sehat, dan berdaya saing,” ujarnya.
Melalui pelaksanaan bimtek serentak ini, BGN berharap terbentuk jaringan penjamah pangan yang kompeten, beretika, dan berdedikasi, serta menjadi garda terdepan dalam memastikan setiap anak Indonesia memperoleh makanan yang layak, sehat, dan bergizi seimbang. *""
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar...
- Harap sesuai dengan Konten
- Mohon Santun
Terimakasih Telah Memberikan Komentar.