Hot News
22 Mei 2018

Desa Wajib Tanam Kopi Kuningan Pada Zaman Kompeni

oleh: Tendi Chaskey

Penulis adalah Orang Kuningan, Alumnus Intercultural Leadership Camp Programme, Victoria University of Wellington, New Zealand.


Pada artikel ini, penulis tidak akan membahas mengenai ‘kebingungan’ situasi dan kondisi desa-desa yang ada di Kuningan (saat ini) pada zaman VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie), melainkan hanya ingin mencantumkan sejumlah nama desa yang ditanami oleh kopi dengan instruksi pemerintahan tinggi kompeni di Batavia.

Kenapa membingungkan? Karena menurut data-data arsip yang masih bisa kita lihat hingga saat ini, desa-desa yang telah ada tersebut terbagi ke dalam beberapa kepemilikan ‘gusti’ yang berbeda dan hal itu cukup sulit dimengerti jika kita membandingkannya dengan kondisi Kuningan modern yang sekarang ini. Dengan demikian, Kuningan yang pada saat itu belum menjadi sebuah kabupaten, terbagi ke dalam beberapa wilayah yang administrasi dan kepemimpinannya berlainan satu sama lain.

Berdasarkan ‘Notice’ mengenai tanaman kopi tahun 1729 di tanah Cirebon, yang dikomandoi oleh sang Residen Corporal Jacob Titter dan mantri-mantri yang ditunjuk oleh pemimpin-pemimpin lokal, berikut adalah desa-desa yang telah menanam kopi untuk keperluan tanaman dagang kompeni:
1.    Cigugur
2.    Negara Wangi
3.    Ciporang
4.    .... (tidak terbaca)
5.    Tundagan
6.    Patilan
7.    Sambauwa
8.    Pamabogan
9.    Cidung
10.    Widojaja
11.    Rando Bawa
12.    Windo Raga
13.    Windo Arum
14.    Ciburum
15.    Sajana
16.    Nagara Eran
17.    .... (tidak terbaca)
18.    Gerget
19.    Wana
20.    Raja Dano
21.    Gunung Kling
22.    Gunung Sari
23.    Suka Sari
24.    Cajang Butang
25.    Teeja
26.    Panis
27.    Kulo-oer
28.    Suka Nagara
29.    Slageang
30.    Sindang
31.    Pamowon
32.    Cipades
33.    Darma
34.    Payang
35.    .... (tidak terbaca)
36.    Kado Wela
37.    Cisaat
38.    .... (tidak terbaca)
39.    Talaga
40.    Manis
41.    Cikadu


Perlu dipahami bersama bahwa arsip ini ditulis oleh para pegawai kompeni yang sengaja membuatnya sebagai laporan kepada tuan-tuan mereka, Gubernur Jendral di Batavia (Jakarta sekarang) dan Hereen XVII di Belanda, sehingga ejaan dan bahasa yang dipakai adalah Bahasa Belanda abad ke-18. Oleh karena itu, terdapat nama desa yang mungkin ejaannya tidak sama dengan namanya saat ini.

Misalnya: Gunung Kling yang saat ini dikenal dengan nama Gunung Keling, Cipades yang dalam zaman modern disebut dengan nama Cipedes, serta Kado Wela yang orang-orang saat ini mengenalnya dengan nama Kaduela (desa perbatasan Kuningan-Cirebon di Kecamatan Pasawahan).

Dengan demikian, pembacaan nama-nama ini perlu disertai dengan kehati-hatian agar tidak terjadi salah pengertian dan pemahaman.

Coba diperhatikan baik-baik, apa nama desa anda sudah tercantum dalam arsip tahun 1700-an tersebut?
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 comments:

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar...
- Harap sesuai dengan Konten
- Mohon Santun
Terimakasih Telah Memberikan Komentar.

Item Reviewed: Desa Wajib Tanam Kopi Kuningan Pada Zaman Kompeni Rating: 5 Reviewed By: SuaraKuningan